Page 116 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 116
Gambar 27. Pelabuhan Penagi (Kini)
Sumber : Foto Dedi Yudia (2018)
B. Interaksi dengan Bangsa Barat
Masalah maritim di Laut Natuna hingga saat ini selalu memanas. Sejak zaman kolonial
hingga zaman modern, keamanan maritim di wilayah itu menjadi sorotan dunia,
terutama menyangkut keselamatan navigasi, penumpasan kejahatan transnasional,
termasuk di dalamnya perompakan. Berdasarkan sejarahnya, masalah di Kepulauan
Spratly dan Kepulauan Natuna yang berada di Laut Cina Selatan (LCS) selalu menjadi
area terbuka bagi negara yang berkepentingan terhadap wilayah tersebut. Kedua
kepulauan itu dilewati jalur pelayaran dunia yang menghubungkan antara Asia
dan Afrika, bahkan ke Eropa. Oleh karena itu, pada era kolonial, wilayah ini selalu
menjadi rebutan dua kekuatan Eropa yang menguasai wilayah Asia Tenggara, yakni
Inggris dan Belanda.
Saat ini LCS menjadi bahan perdebatan karena banyak negara berkepentingan dengan
laut itu. Diperkirakan terdapat 50.000 kapal yang melewati laut itu setiap tahunnya
(Andrew S. Ericson, 2009:52). Bahkan, pada tahun 2008, terdapat beberapa kali
peristiwa perompakan di LCS, antara Kepulauan Spratly dan Kepulauan Natuna.
Hal itu dicatat oleh IMB (Internasional Maritime Bureau) sebuah lembaga yang
menangani tentang tindakan kriminal di laut. Lembaga ini membawahkan Crime
Commerce Services, yang merupakan bagian dari Kamar Dagang Dunia. Selama Juli
2019, telah terjadi serangan bersenjata dari pihak yang tidak dikenal sebanyak 10
Mutiara di Ujung Utara 99