Page 140 - Final Sejarah Wilayah Perbatasan
P. 140

tradisi Melayu dan memutuskan hubungan antara masyarakat Melayu dan raja-raja
                 terdahulu.

                 Apa  yang  tidak  berhasil  dilakukan  oleh  Sultan  Mahmud pada  tahun  1844, yakni
                 penghapusan jabatan Raja Muda yang baru terlaksana pada 1900. Maksud Sultan
                 Mahmud menghapuskan jabatan ini pada  1844 adalah untuk membebaskan Kerajaan
                 Melayu dari para penyusup Bugis dalam pemerintahan. Peristiwanya adalah setelah
                 kematian Sultan Yusuf, tidak ada pengganti yang diangkat. Putranya, Raja Ali Kelana,
                 sebelumnya  minta  untuk tidak  diangkat  pada  jabatan  itu.  Sultan  sendiri  untuk
                 sementara  memangku jabatan dan juga berfungsi  sebagai  perdana  menteri,  dan
                 bukan sultan. Ia meninggalkan Lingga tempat kedudukan sebelumnya dan memasuki
                 bekas istana ayahnya di Pulau Penyengat. Segera kontrak tambahan dibuat dengan
                 pemerintah kolonial untuk menghapuskan jabatan Raja Muda. Dinasti Melayu yang
                 pernah meminta bantuan pemerintah Belanda untuk merebut Malaka kini dipisahkan
                 dari wilayahnya oleh pemerintah. Bahkan, mereka  bersikap memusuhi pemerintah
                 sehingga berdampak merugikan pemerintah. Dengan kontrak itu, jabatan Raja Muda
                 yang selama ini ditempati oleh keturunan Bugis, dihentikan untuk selamanya di Riau
                 Lingga.

                 Perkembangan penduduk Kepulauan Riau Lingga mengalami perkembangan yang
                 pesat. Pada  1849 penduduk Kepulauan Riau Lingga ditafsirkan berjumlah 10.580
                 orang Melayu (termasuk juga orang laut dan orang darat), 6.472 orang Bugis, 9.838
                 orang Cina,  388 orang bumiputra  asing, dan orang timur asing lainnya,  serta 62
                 orang Eropa. Pada akhir 1895, jumlah penduduk di Keresidenan Riau dan sekitarnya
                 dilaporkan sebagai berikut:

                    1. 180 orang Eropa termasuk 103 pria;
                    2. 22.218 orang Cina termasuk 19.739 pria;
                    3. 10 orang Arab termasuk 7 pria;
                    4. 353 orang Timur Asing (Keling) termasuk 222 pria;
                    5. 85.100 orang bumiputra.
                    Jumlah seluruhnya adalah 107.861 orang.

                 Diduga angka orang bumiputra  jumlahnya  mendekati  kenyataan (sebelumnya
                 ditafsirkan  terlalu tinggi),  kira-kira  18 ribu orang untuk  afdeeling  Pulau Tujuh
                 sehingga untuk seluruh Kepulauan Riau Lingga terdapat  80.861 orang termasuk  8
                 ribu orang Bugis.  Dengan demikian, penduduk bumiputra tidak lebih dari 81.861
                 orang jika dibandingkan dengan 22.218 orang Cina. Dari jumlah ini 19.739 orang pria
                 dewasa ditemukan dari orang bumiputra, jumlahnya tidak lebih dari 16 ribu (DG.
                 Stibbe en HJ de Graaf. ENI,  1919, Martinus Nijhoff, hlm. 442-443 ).


                 Hubungan Antarpulau

                 Lalu lintas antarpulau dilakukan melalui jalur transportasi laut. Kondisinya makin
                 lama makin ramai. Dalam bepergian dari satu pulau ke pulau lainya penduduk tidak


                 Mutiara di Ujung Utara                                                          123
   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144   145