Page 122 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 122

Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia                                                                        Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara







                                            Kapan dan bagaimana pendidikan pesantren dibangun,                                            Survei  pemerintah  Kolonial  Belanda  pada  1819
                                            hingga saat ini, kita tidak bisa mengetahui secara pasti.                                     menunjukkan pesantren Tegal Sari sebagai pesantren
                                            Pada awalnya muncul kecenderungan  memandang                                                  tertua yang didirikan pada tahun 1742
                                            pesantren sebagai tradisi Indonesia pra-Islam, mandala
                                            yang biasa digunakan untuk pertapaan.                                                         Serat  Centhini yang ditulis oleh  Adipati  Anom
                                                                                                                                          Mangkunegaran III pada 1814—1823 menginformasikan
                                            Ada juga yang melihat pesantren terkait erat dengan                                           adanya  Pesantren  Gunung  Karang  Banten  yang
                                            desa perdikan—desa yang diberi keistimewaan karena                                            digambarkan  sebagai tempat belajar agama Islam
                                            memang dirancang untuk tugas-tugas keagamaan.                                                 yang sangat terkenal di Jawa.

                                            Embrio kelahiran  pesantren sudah  ada sejak  masa-                                           Pesantren bermula  dari inisiatif independen kiai
                                            awal pengislaman.  Misalnya pesantren Quro di                                                 atau ulama. Di atas sebidang  tanah, seorang  ulama
                                            Karawang yang didirikan  Syekh Quro  yang bernama                                             membangun pesantren yang terdiri dari sebuah masjid,
                                            asli Syekh Hasanuddin  dan pesantren  Ampel Denta                                             asrama untuk para santri, dan sebuah rumah untuk
                                              yang dipimpin oleh Sunan Ampel dan sering dijadikan                                         ulama atau kiyai. Materi yang diajarkan  menyangkut             Adipati Anom, Mangkuengara III
                                                tempat berkumpul dan musyawarah parawali                                                  baik ilmu-ilmu keislaman maupun praktik keagamaan.              Sumber Tropen Museum
                                                   (walisanga), keduanya pada abad ke-15.                                                 Ketika jumlah santri makin bertambah besar, pesantren
                                                                                                                                          kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas
                                                           Tetapi, pesantren yang melahirkan santri                                       keagamaan,  dengan  pola kehidupan  tertentu dimana
                                                            dalam jumlah massal dan membentuk                                             pembelajaran dan sekaligus praktik-praktik keagamaan
                                                              jaringan  kekerabatan  ulama baru                                           menjadi konsentrasi utama
                                                                berkembang pada abad ke-19.









































                                                                                                                                                                                                       Naskah Serat Centini. Sumber
                                                                                                                                                                                                       Perpustakaan Nasional








                                                         112                                                                                                                        113
   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126   127