Page 126 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 126

Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia                                                                        Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara







                            Selain  Mekah, terkait dengan  dimensi  internasional
                            pesantren, al-Azhar di Kairo, Mesir juga mempunyai
                            peran  penting.  Keberadaan  komunitas  Jawi  di  Kairo
                            pada  abad  ke-19  sudah  dikenal.  Keberadaan  riwâq
                            al-Jâwî, yang merupakan tempat belajar dan mondok
                            komunitas Melayu di Kairo, menunjukkan  bahwa
                            masyarakat Muslim Nusantara sudah sedemikian
                            akrab dengan al-Azhar.

                            Pengaruh  keagamaan  pesantren semakin besar
                            ketika ia dipimpin oleh seorang ulama yang memiliki
                            pengalaman  belajar  di  Timur  Tengah, khususnya
                            Makkah. karena ulama  yang belajar di Makkah
                            dianggap  memiliki otoritas keagamaan lebih tinggi,
                            dan pesantren yang dipimpinnya semakin terkenal dan
                            banyak diminati para santri untuk belajar.


                            Universitas Al Azhar Kairo.
                            Sumber http://www.azhar.edu.eg/en/





                                                                                                                                               Surau Tanjung Medan, Ulakan Pariaman.
                                                                                                                                               sumber: koleksi pribadi Fikrul Hanif tahun 2013



                                                                                                                                               Surau Minangkabau di Sumatra Barat mengalami proses yang serupa
                                                                                                                                               dengan  pesantren  di  Jawa.  Surau  menjadi  pusat  penyebaran  dan
                                                                                                                                               perkembangan Islam ke daerah-daerah pedalaman Sumatra Barat.
                                                                                                                                               Surau juga berjalan sebagai sebuah saluran pengislaman  yang
                                                                                                                                               intensif di daerah-daerah terpencil dari pelabuhan-pelabuhan pantai
                                                                                                                                               barat Minangkabau, yang telah terislamkan pada dekade kedua abad
                                                                                                                                               ke-16, bersamaan dengan keterlibatan mereka dalam perdagangan
                                                                                                                                               internasional.


                                                                                                                                               Surau juga mampu menciptakan kondisi yang mendukung interaksi
                                                                                                                                               mendalam antara Islam dengan masyarakat desa di Minangkabau.
                                                                                                                                               Surau memudahkan Islam menembus jantung kebudayaan
                                                                                                                                               Minangkabau di wilayah-wilayah pedalaman (darek).
























                                                         116                                                                                                                        117
   121   122   123   124   125   126   127   128   129   130   131