Page 124 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 124
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara
Berdasarkan Statistik Resmi Pemerintah Perkembangan Islam di Timur Tengah, ke lompok sosial tersendiri yang, meski
pada abad ke-19 di Nusantara tersebar khu susnya Makkah dan Madinah, dan juga terbagi ke dalam berbagai etnis, telah
sebanyak 15.000 pesantren. Pesantren Kairo di Mesir, memiliki peran sangat penting membawa mereka terlibat dalam interaksi
menjadi satu-satunya sarana pendidikan dalam pembentukan wacana intelektual intensif dan diskusi mengenai topik-topik
di Nusantara bagi umat muslim. Data ini Islam Melayu-Indonesia, termasuk dunia yang berkenaan dengan perkembangan
didukung dari kunjungan Snouck Hurgronje pesantren. Islam
ke beberapa daerah di Jawa antara lain di
Garut, ada Pesantren Caringin dipimpin Haji Pada abad ke- 19, peran Timur Tengah Pengaruh Mekah dalam perkembangan
Muhammad Rafi’i. ini, khususnya Mekah, memang demikian pesan tren abad ke-19 terlihat dari
sentral dalam pembentukan wacana sosial- komunitas Jawi di Mekah. Komunitas Jawi
Pesantren Sukaregang dipimpin Kiai Adrangi. intelektual Islam di Melayu-Nusantara. belajar di halakah-halakah yang terdapat
Bertambahnya jum lah jemaah haji akibat di Masjid al-Haram di bawah bimbingan
Daerah lain di Jawa Barat tersebar di Cianjur, perbaikan sistem transportasi laut telah shaykh Mekah. Melalui komunitas Jawi,
Bandung, Bogor, Cirebon dan sejumlah membuat Makkah menjadi jantung dari tradisi pembelajaran Islam di pesantren,
daerah lainnya. dinamika Islam di Melayu-Nusantara abad dan juga Islam di Melayu-Indonesia secara
ke-19. umum, semakin terintegrasi secara intensif
Selain Jawa Barat juga tersebar pesantren ke dalam arus utama perkembangan Islam
di Jawa Tengah dan Jawa Timur Pesantren- Para pelajar Melayu-Nusantara di Mekah, yang berbasis di Timur Tengah.
pesantren tersebut dipimpin oleh Kiai yang ‘komunitas Jawi’, telah membentuk satu
pernah menuntut Ilmu di Makkah
Tradisi intelektual pesantren abad ke-19
sudah terintegrasi dalam tradisi Islam di dunia
Muslim khususnya Makkah dan Madinah.
Islamolog
C. SnouckHurgronje Untuk memahami dinamika pesantren,
(1857-1936). dimensi internasional menjadi penting
Sumber : KITLV dipertimbangkan, karena jaringan sudah
terbentuk sejak abad ke-17
Foto haji asal Aceh di Mekahtahun 1890. Sumber KITLV
114 115

