Page 127 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 127
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara
Selain Mekah, terkait dengan dimensi internasional
pesantren, al-Azhar di Kairo, Mesir juga mempunyai
peran penting. Keberadaan komunitas Jawi di Kairo
pada abad ke-19 sudah dikenal. Keberadaan riwâq
al-Jâwî, yang merupakan tempat belajar dan mondok
komunitas Melayu di Kairo, menunjukkan bahwa
masyarakat Muslim Nusantara sudah sedemikian
akrab dengan al-Azhar.
Pengaruh keagamaan pesantren semakin besar
ketika ia dipimpin oleh seorang ulama yang memiliki
pengalaman belajar di Timur Tengah, khususnya
Makkah. karena ulama yang belajar di Makkah
dianggap memiliki otoritas keagamaan lebih tinggi,
dan pesantren yang dipimpinnya semakin terkenal dan
banyak diminati para santri untuk belajar.
Universitas Al Azhar Kairo.
Sumber http://www.azhar.edu.eg/en/
Surau Tanjung Medan, Ulakan Pariaman.
sumber: koleksi pribadi Fikrul Hanif tahun 2013
Surau Minangkabau di Sumatra Barat mengalami proses yang serupa
dengan pesantren di Jawa. Surau menjadi pusat penyebaran dan
perkembangan Islam ke daerah-daerah pedalaman Sumatra Barat.
Surau juga berjalan sebagai sebuah saluran pengislaman yang
intensif di daerah-daerah terpencil dari pelabuhan-pelabuhan pantai
barat Minangkabau, yang telah terislamkan pada dekade kedua abad
ke-16, bersamaan dengan keterlibatan mereka dalam perdagangan
internasional.
Surau juga mampu menciptakan kondisi yang mendukung interaksi
mendalam antara Islam dengan masyarakat desa di Minangkabau.
Surau memudahkan Islam menembus jantung kebudayaan
Minangkabau di wilayah-wilayah pedalaman (darek).
116 117