Page 129 - Atlas Sejarah Kebudayaan Islam
P. 129
Atlas Sejarah Kebudayaan Islam Indonesia Jaringan Keilmuan Ulama dan Perkembangan Islam di Nusantara
Surau Ulakan, surau terkenal di Minangkabau, layak Dayah berkontribusi bagi perkembangan keagamaan.
memperoleh perhatian khusus. Surau ini dibangun pada Ulama dayah mengajarkan Islam dengan menyesuaikan
masa-masa akhir abad ke-17 oleh Syekh Burhanuddin dengan kehidupan pedesaan penduduk Aceh dan secara
(1646-1704), tokoh paling penting dalam perkembangan perlahan membimbing mereka mempraktikkan Islam dalam
Islam di wilayah tersebut . Setelah belajar Islam dengan kehidupan sehari-hari.
ulama al-Sinkili, Burhanuddin kembali ke Ulakan dan
mulai terlibat dalam pendidikan Islam di sana. Surau Dayah Batu Karang, Dayah Tanoh Abay, dan Dayah Tiro
Ulakan menjadi pusat utama pengajaran Islam di bawah adalah dayah-dayah yang paling terkenal di Aceh. Snouck
bimbingan Syekh Burhanuddin. Hurgronje menyebut ketiga dayah ini dalam karyanya tentang
Aceh, dan menganggap dayah-dayah tersebut—khususnya
Selain itu, Surau Ulakan pada saat yang sama muncul dayah Batu Karang dan Dayah Tiro—berkontribusi dalam
sebagai pusat paling pertama dari Tarekat Syattariyah, perkembangan pengajaran Islam di Aceh. Ulama dari dua
dengan Syekh Burhanuddin menjadi pemimpin resmi dayah ini adalah “di antara guru-guru yang paling dihormati
tertinggi dari persaudaraan sufi (khalifa) di Minangkabau. di negeri itu, memberi kita ukuran yang bagus untuk
mengetahui tingkat pengajaran di Aceh.”
Surau dibawah kepemimpinan ulama menjadi cara efektif
untuk mengintensifkan pengislaman di masyarakat desa Sementara itu, karya-karya keagamaan yang mereka
di darek, pusat kebudayaan Minangkabau. Dan di bawah hasilkan diakui “memiliki signifikansi dan nilai yang besar di
kepemimpinan ulama, rumusan baru adat Minangkabau luar batas-batas sempit ranah mereka”. Dayah Tanoh Abay
yang telah terislamkan mulai mendapat perhatian, seperti memiliki koleksi kitab-kitab, mencakup hampir semua aspek
yang tampak dalam peribahasa terkenal, “adat basandi pengetahuan Islam tradisional.
syara, syara basandi kitabullah” (adat didasarkan pada
syariah, syariah didasarkan pada Alquran). Hal itu Dayah menjadi faktor yang berkontribusi besar dalam
menunjukkan bahwa adat dan Islam adalah dua entitas perkembangan Islam di Aceh selanjutnya. Dayah menjadi
yang tak terpisahkan, masing-masing saling memiliki. pusat pendidikan yang terorganisasi yang menyebar secara
Surau berkembang menjadi institusi ulama luas ke hampir semua daerah di Aceh.
Makam Syekh Burhanudin Ulakan. Sumber: Koleksi Pribadi Sri Haryati Putri tahun 2013
118 119