Page 133 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 133

Tempat penyimpanan: kropakan, asal:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   salinan, keadaan: baik, ukuran: 50,5
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   cm x 3,7 cm, ruang tulisan: 41 cm x 3,5
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   cm, tebal: 37 lembar, jumlah halaman:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   74 halaman, jumlah baris per halaman:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   4 baris, aksara: Bali, cara penulisan:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   digurat dari kiri ke kanan, bahan: daun
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   lontar, bahasa: Kawi, bentuk teks:
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           prosa, subjek: Babad, usia: 86 tahun.
                                     Babad ini menceritakan tentang pemberontakan Gusti Batanjeruk di Gelgel.   pada saat itu. Pada bagian akhir, diceritakan ketika Raja berada di Dawan, I                                                                                                                                                       Keterangan lain: pada lembar 1r di
                                     Pada masa itu, ada seorang sakti, menjelma menjadi wujud yang buas   Gusti Paketan menjaga Raja. Para pasukan dari Badung terdesak di pesisir                                                                                                                                                                 ujung kiri terdapat penanggalan Masehi
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   [[?]-2-1933]. Di sisi kanan terdapat
                                     bertaring dan tajam. Jelmaan tersebut memiliki sifat seperti Danawa, yaitu   Andoga, pertempuran berlangsung sangat sengit. I Gusti Jambe Pule gugur
                                     rakus, sesat, bodoh, menghina ajaran sastra, durhaka pada kebajikan, dan   karena diamuk oleh pasukan Gelgel. Karena Jumpahi telah jatuh, itulah yang                                                                                       18.                                                               tulisan dengan huruLatin yang ditulis
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   dengan pensil “Pamañcangah Pedel,
                                     senang mencela filasafat kebijaksanaan. Oleh sebab itu ia dimusnahkan   menyebabkan pasukan Gelgel mengejar pasukan dari Buleleng, pertempuran
                                     dengan senjata wajra oleh Dewa Indra. Kemudia jelmaan tersebut merasakan   sengit berlangsung di Panasanaji, patih dari I Gusti Agung Maruti yang                                                                                                                                                             toeroenan dari lontar kepoenjaan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pemaksan desa Klod Kawoeh [Gianjar],
                                     penderitaan dan najis, setelah itu baru kembali ke surge. Setelah selesai   bernama I Gusti Padang Kerta, gugur dibunuh oleh patih I Gusti Panji                                              BABAD PAMANCANGAH PEDEL VA/6/960
                                     waktunya di tempat bersemayam, ditakdirkanlah ia lahir kembar laki   Sakti dari Buleleng. I Gusti Ngurah Sidemen membuat jebakan, parit yang                                                                                                                                                                  ditoeroen oleh I Gde Soebrata dari Br.
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Sangging [Gianjar].”
                                     perempuan. Mereka lahir dengan cara disembunyikan dalam seludang   berisi bambu tajam di selatan Klungkung. Raja berkeraton di Klungkung
                                     kelapa, lalu diupacarai dibersihkan dengan berbagai sarana di lereng   karena usaha dari I Gusti Ngurah Sidemen, rakyat yang mengiringi dari                                                                                                                                                                  Pengarang/penyalin: I Gde Soebrata
                                     Gunung Agung. Diceritakan juga tentang pemberontakan Gusti Batanjruk   Desa Gelgel diberikan tempat mengelilingi keraton dan dijaga oleh saudara I                                                                                                                                                            Kolofon: <37r> °iti pustakā sasoroḥ
                                     yang berniat merebut kekuasaan di Gelgel, terjadi pertempuran yang hebat   Gusti Dawuh berkedudukan di pusat kota, tepatnya di Pamregan.                                                                                                                                                                      waṅśā ñuwuŋ, trĕḥ ki pande bhaŋ,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   riŋ bhūmi gyañar, ṅa, habyanbaṣe,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   kasuŋsuŋ piniṅit riŋ pantinya, nahan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   ikaŋ caritā, sinūrat∙ holiḥ ki wayahan
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   pasĕk∙, kaŋ haśaśaṇā riŋ tambyaniŋ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   haśramā, ṅiŋ ksamākna hugā rupaniŋ
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   hakṣara °iki, lwir ta-mpakiŋ rĕkaṭā
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   yan makopama, riŋ dinā, cā, pa, warā
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   mrakiḥ, titi, paŋ, piŋ, 9, śaśiḥ, ka, 5.













                 122                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         123
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138