Page 139 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 139

Tempat penyimpanan keropakan,
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   asal: salinan dari lontar milik I Goesti
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Poetoe Djlantik, Anak Agoeng Negara
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Boeleleng, keadaan: baik, ukuran:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   50,7 cm x 3,7 cm, ruang tulisan: 41,3
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   cm x 3,5 cm, tebal: 44 lembar, jumlah
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   halaman: 88 halaman, jumlah baris per
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           halaman: 4 baris, aksara: Bali, cara

                                     Babad ini menceritakan tentang garis keturunan Ki Pande Bhang di Gianyar   Sang Arya Tatar menikah dengan Ni Dewa Ayu Dangdang Gendis, mereka                                                                                                                                                                 penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
                                     tepatnya di wilayah Abianbase, yang merupakan kelompok keturunan   memiliki putra bernama I Patih Bali. Ki Patih Bali menurunkan waisya yang                                                                                                                                                                  bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
                                     nguwung. Diawali dengan kisah Ratu Bali yang bernama Bhangkara,   bernama Gunung Nangka. Kemudian waisya itu menikah dengan wanita                                                                                                          19.                                                               bentuk teks: prosa, subjek: babad,
                                     memiliki seorang putra bernama Sutamantri. I Sutamantri menikah dan   brit dan mempunyai enam orang anak yaitu Ki Pande Bang, Ki Nyoman, Ki                                                                                                                                                                   umur: 87 tahun.
                                     memiliki seorang putra yang bernama Bhang Bali Bangsul. Kemudian   Gebug Basah, Ki Ketut Papasangan, Ki Pande Cemeng, Ki Pande Ireng, dan                                                 BABAD PAMANCANGAH TABANAN VA/5/840                                                                                  Keterangan lain: pada lembar 1 recto
                                     Bhang Bali Bangsul memiliki seorang putra bernama Satrya Suryya.   Ki Pande Gading. Ki Pande Bang memiliki dua orang putra yang bernama                                                                                                                                                                       sisi kiri terdapat penanggalan Masehi
                                     Satrya Suryya memiliki seorang putra bernama Satrya Pahempatan. Dari   I Pande Sakti dan I Pande Bagus. Ki Pande Ireng memiliki putra bernama                                                                                                                                                                 [30-9-1932], pada sisi kanan terdapat
                                     pernikahan Satrya Pahempatan dengan Ayu Ngurah Kembang Koning,    I Cemeng. Sedangkan Ki Pande Gading memiliki dua orang putra yakni I                                                                                                                                                                        tulisan dengan huruf Latin yang
                                     dikaruniailah mereka seorang putra bernama Sang Arya Tatar. Selanjutnya,   Wayan Seheb dan Sepit-gunting.                                                                                                                                                                                                     ditulis dengan pensil “Pamañcangah
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Tabanan, toeroenan dari lontarnja I
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Goesti Poetoe Djlantik, Anak Agoeng
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Negara Boeleleng, ditoeroen oleh I
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Gde Ngembak. Br. Dangin-peken
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   [Boeleleng]”.

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pengarang/penyalin: I Gde Ngembak.


















                 128                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         129
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144