Page 169 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 169
RINGKASAN ISI BABAD
Piyagem ini menceritakan tentang asal-usul dari Arya Pinatiḥ. bertarung untuk menunjukkan kehebatannya. De Dukuh Belatung merasa
Diceritakanlah seorang pendeta bernama Dang Hyang Siddhimantra kalah maka diserahkan seluruh daerah kekuasaan beserta isinya. Sang
memiliki empat orang saudara yaitu Mpu Smaranatha, Mpu Sidhimantra, Bang Manik Angkeran kemudian menikah dengan seorang putri Ki Dukuh
Mpu Panawasikan dan Mpu Kapakisan. Ketiga saudara dari Mpu yang bernama Ni Luh Warsiki dan menurunkan putra bernama Ida Bang Tempat penyimpanan: kropakan, asal:
Sidhimantra telah mempunyai keturunan masing-masing. Mpu Sidhimantra Banyak Wide. Selain itu, Bang Manik Angkeran juga memiliki istri seorang salinan, keadaan: baik, ukuran: 50,2
memperoleh putra dari kekuatan yoganya, diberi nama Bang Manik bidadari dan berputrakan Ida Bang Tulusdewa. Ida Bang Banyak Wide cm x 3,6 cm, ruang tulisan: 43,2 cm
Angkeran. Mpu Sidhimantra merupakan seorang pemeluk keyakinan memutuskan untuk kembali ke Majapahit untuk menemui kakeknya, Mpu x 3,3 cm, tebal: 14 lembar, jumlah
Buddha. Bang Manik Angkeran memiliki sifat buruk karena sangat Sidhimantra setelah berunding dengan saudara-saudaranya. Setelah tiba halaman: 24 halaman, jumlah baris per
senang berjudi. Ayahnya, Mpu Sidhimantra selalu melaksanakan yoga di di daerah Erlangga, Ida Bang Banyak Wide berjumpa dengan Mpu Sedah. halaman: 4 baris, aksara: Bali, cara
Basukih sehingga selalu memperoleh hadiah berupa harta benda dari Sang Setelah Mpu Sedah mendengarkan asal-usul Ida Bang Banyak Wide dan penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
Naga Basukih, namun selalu dihabiskan untuk berjudi oleh Bang Manik menawarkan untuk tinggal bersama beliau sebagai ahli waris. Ida Bang 24. bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
Angkeran. Pada suatu hari Bang Manik Angkeran pergi ke Basukih dan Banyak Wide menerimanya dan selanjutnya dari umat pemeluk Buddha bentuk teks: prosa, subjek: Babad.
meniru perbuatan Mpu Sidhimantra. Setelah memperoleh hadiah munculnya beralih menjadi pemeluk Siwa. Ida Bang Banyak Wide bertemu dengan Ni
sifat tamak dalam dirinya dan dengan sengaja memotong ekor Sang Naga Gusti Ayu Pinatih putri Ki Arya Belitung dan menikah atas persetujuan BABAD PRASASTI VA/3/534 Keterangan lain: terdapat tulisan
agar dapat memiliki pertama yang berada tepat di bagian ekor. Sang Mpu Sedah dan Ki Arya Belitung, Ida Bang Banyak Wide dijadikan sebagai tangan dengan pensil di halaman 1r
Naga yang marah segera membakar Bang Manik Angkeran dengan api Arya Pinatih. Mpu Sedah memberikan sebilah keris bernama I Brahmana yang berbunyi: “Praçasti. Toeroenan
kesaktiannya hingga menjadi abu. Mpu Sidhimantra menghadap Sang serta diberikan pedoman tata cara melaksanakan upacara kematian dari lontarnja Goeroen Kereg dari
Naga memohon agar putranya dimaafkan dan dihidupkan kembali dengan sampai dengan kurun waktu berkabung serta tata cara mengatur hubungan Belalang [Kediri] ditoeroen oleh Anak
bantuan Bhagawan Wiswakarma. Setelah berhasil, Sang Mpu Sidhimantra kekeluargaan. Ida Bang Banyak Wide memiliki seorang putra dari Ni Gusti Agoeng Ktoet Rai [Kloengkoeng].”
mengantarkan putranya untuk diserahkan kepada Sang Naga Basukih Ayu Pinatih bernama Ida Bang Bagus Pinatih. Ida Bang Bagus Pinatih Pengarang/penyalin: Anak Agoeng
sebagai abdinya. Sang Pendeta kembali ke Jawa. Dalam perjalanan beliau berputrakan Ida Bagus Pinatih. Ida Banyak Wide memberi nasihat kepada Ktoet Rai.
memutuskan tanah Jawa dengan Bali sehingga terciptanya Selat Bali anak cucunya, bahwa mereka telah menjadi keturunan Arya. Maka Ida
(Segara Rupek). Kisah lain muncul ketika Bang Manik Angkeran berjumpa Bagus Pinatih berubah namanya menjadi Ki Arya Pinatih untuk mewarisi
dengan Ki Dukuh yang sedang duduk di ujung gagang pacul. Kemudian kekuasaan Ki Arya Belitung. Selanjutnya, Ki Arya Pinatih memiliki tiga
terjadi dialog antara Bang Manik Angkeran dengan Ki Dukuh tentang orang putra bernama Sirarya Pinatih Kejot, Sirarya Pinatih Resi dan Sirarya
asal-usul mereka berdua. Karena merasa sama-sama sakti akhirnya mereka Bija Pinatih.
158 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 159