Page 170 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 170

RINGKASAN ISI BABAD
 Piyagem ini menceritakan tentang asal-usul dari Arya Pinatiḥ.   bertarung untuk menunjukkan kehebatannya. De Dukuh Belatung merasa
 Diceritakanlah seorang pendeta bernama Dang Hyang Siddhimantra   kalah maka diserahkan seluruh daerah kekuasaan beserta isinya. Sang
 memiliki empat orang saudara yaitu Mpu Smaranatha, Mpu Sidhimantra,   Bang Manik Angkeran  kemudian menikah dengan seorang putri Ki Dukuh
 Mpu Panawasikan dan Mpu Kapakisan. Ketiga saudara dari Mpu   yang bernama Ni Luh Warsiki dan menurunkan putra bernama Ida Bang                         Tempat penyimpanan: kropakan, asal:
 Sidhimantra telah mempunyai keturunan masing-masing. Mpu Sidhimantra   Banyak Wide. Selain itu, Bang Manik Angkeran juga memiliki istri seorang        salinan, keadaan: baik, ukuran: 50,2
 memperoleh putra dari kekuatan yoganya, diberi nama Bang Manik   bidadari dan berputrakan Ida Bang Tulusdewa. Ida Bang Banyak Wide                     cm x 3,6 cm, ruang tulisan: 43,2 cm
 Angkeran. Mpu Sidhimantra merupakan seorang pemeluk keyakinan   memutuskan untuk kembali ke Majapahit untuk menemui kakeknya, Mpu                      x 3,3 cm, tebal: 14 lembar, jumlah
 Buddha. Bang Manik Angkeran memiliki sifat buruk karena sangat   Sidhimantra setelah berunding dengan saudara-saudaranya. Setelah tiba                 halaman: 24 halaman, jumlah baris per
 senang berjudi. Ayahnya, Mpu Sidhimantra selalu melaksanakan yoga di   di daerah Erlangga, Ida Bang Banyak Wide berjumpa dengan Mpu Sedah.             halaman: 4 baris, aksara: Bali, cara
 Basukih sehingga selalu memperoleh hadiah berupa harta benda dari Sang   Setelah Mpu Sedah mendengarkan asal-usul Ida Bang Banyak Wide dan             penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
 Naga Basukih, namun selalu dihabiskan untuk berjudi oleh Bang Manik   menawarkan untuk tinggal bersama beliau sebagai ahli waris. Ida Bang   24.       bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
 Angkeran. Pada suatu hari Bang Manik Angkeran pergi ke Basukih dan   Banyak Wide menerimanya dan selanjutnya dari umat pemeluk Buddha                  bentuk teks: prosa, subjek: Babad.
 meniru perbuatan Mpu Sidhimantra. Setelah memperoleh hadiah munculnya   beralih menjadi pemeluk Siwa. Ida Bang Banyak Wide bertemu dengan Ni
 sifat tamak dalam dirinya dan dengan sengaja memotong ekor Sang Naga   Gusti Ayu Pinatih putri Ki Arya Belitung dan menikah atas persetujuan   BABAD PRASASTI VA/3/534  Keterangan lain: terdapat tulisan
 agar dapat memiliki pertama yang berada tepat di bagian ekor. Sang   Mpu Sedah dan Ki Arya Belitung, Ida Bang Banyak Wide dijadikan sebagai            tangan dengan pensil di halaman 1r
 Naga yang marah segera membakar Bang Manik Angkeran dengan api   Arya Pinatih. Mpu Sedah memberikan sebilah keris bernama I Brahmana                   yang berbunyi: “Praçasti. Toeroenan
 kesaktiannya hingga menjadi abu. Mpu Sidhimantra menghadap Sang   serta diberikan pedoman tata cara melaksanakan upacara kematian                      dari lontarnja Goeroen Kereg dari
 Naga memohon agar putranya dimaafkan dan dihidupkan kembali dengan   sampai dengan kurun waktu berkabung serta tata cara mengatur hubungan             Belalang [Kediri] ditoeroen oleh Anak
 bantuan Bhagawan Wiswakarma. Setelah berhasil, Sang Mpu Sidhimantra   kekeluargaan. Ida Bang Banyak Wide memiliki seorang putra dari Ni Gusti          Agoeng Ktoet Rai [Kloengkoeng].”
 mengantarkan putranya untuk diserahkan kepada Sang Naga Basukih   Ayu Pinatih bernama Ida Bang Bagus Pinatih. Ida Bang Bagus Pinatih                   Pengarang/penyalin: Anak Agoeng
 sebagai abdinya. Sang Pendeta kembali ke Jawa. Dalam perjalanan beliau   berputrakan Ida Bagus Pinatih. Ida Banyak Wide memberi nasihat kepada         Ktoet Rai.
 memutuskan tanah Jawa dengan Bali sehingga terciptanya Selat Bali   anak cucunya, bahwa mereka telah menjadi keturunan Arya. Maka Ida
 (Segara Rupek). Kisah lain muncul ketika Bang Manik Angkeran berjumpa   Bagus Pinatih berubah namanya menjadi Ki Arya Pinatih untuk mewarisi
 dengan Ki Dukuh yang sedang duduk di ujung gagang pacul. Kemudian   kekuasaan Ki Arya Belitung. Selanjutnya, Ki Arya Pinatih memiliki tiga
 terjadi dialog antara Bang Manik Angkeran dengan Ki Dukuh tentang   orang putra bernama Sirarya Pinatih Kejot, Sirarya Pinatih Resi dan Sirarya
 asal-usul mereka berdua. Karena merasa sama-sama sakti akhirnya mereka   Bija Pinatih.
















 158  KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                          KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         159
   165   166   167   168   169   170   171   172   173   174   175