Page 176 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 176
Tempat penyimpanan: keropakan, asal:
salinan dari lontar milik I Gde Segara
dari Pangkoengtibah (Kediri), keadaan:
baik, ukuran: 50,5 cm x 3,7 cm, ruang
tulisan: 42,7 cm x 3,6 cm, tebal: 25
RINGKASAN ISI BABAD lembar, jumlah halaman: 50 halaman,
Diceritakan tentang seorang raja yang memerintah di kerajaan Majapahit Pangasih kemudian diangkat sebagai anak oleh Ki Patih Matuwa serta jumlah baris per halaman: 4 baris,
dan wilayah kekuasaannya berkedudukan di hutan Trik memiliki adik yaki ikut mengiringi perjalanan Baginda Raja di Majapahit menuju Pulau Bali 25. aksara: Bali, cara penulisan: digurat
yakni Arya Damar yang berkuasa di wilayah Tulembang didampingi patih kemudian berkeraton di wilayah Gelgel. Setelah menikah, putra dari Ki dari kiri ke kanan, bahan: daun lontar,
setianya yang bernama Mada. Diketahui bahwa asal usulnya adalah dari Kuda Pangasih tinggal di wilayah Baraban. Sebagai salah satu golongan bahasa: Kawi, bentuk teks: prosa,
seludang kelapa dan berganti nama sebagai Patih Gajah Mada di bawah waisya yang berhasil mengalahkan Ki Bhuta Hijo, maka diberikan hadiah BABAD PRASASTI BRAHMANA VA/3/536 subjek: babad.
kekuaaan Majapahit. Kisah lain yang terdapat dalam prasasti ini tentang oleh Sang Dalem berupa sebuah keris sakti yang bernama Babaru Gajah. Keterangan lain: Praçasti Brahmana,
kehidupan Patih Tuwa berasal dari golongan waisya wilayah Wilatikta Keris ini juga dijadikan pusaka oleh kaum ksatriya dari kaum waisya serta toeroenan dari lontarnja I Gde Segara,
sekaligus kerabat dari Arya Damar. Salah satu saudaranya bernama I Kuda sebagai pusaka leluhur ksatriya di wilayah Baraban. dari Pangkoengtibah [Kediri] ditoeroen
oleh Ida Bagoes Ktoet Oengsoe
[Kloengkoeng].
Pengarang/penyalin: Ida Bagoes Ktoet
Oengsoe.
164 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA 165