Page 235 - Final Manuskrip Gedong Kirtya Jilid II
P. 235

Tempat penyimpanan: keropakan, asal:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   salinan dari lontar milik Pedanda Gde
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Made Kekeran dari Geria Punia Sindu
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Cakranegara, keadaan: baik, ukuran:
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   50,6 cm x 3,8 cm, ruang tulisan: 42,3
                                     RINGKASAN ISI BABAD                                                                                                                                                                                                                                                                                           cm x 3,8 cm, tebal: 59 lembar, jumlah
                                     Diceritakan tentang kekacauan yang terjadi di wilayah Watu Ridang.   raja Mataram yang berdiri kemudian melempar pangawin. Tujuannya                                                                                                                                                                          halaman: 118 halaman, jumlah baris
                                     Diawali dengan masa pemerintahan Raja Karangasem yang dikenal rakyat   untuk mengusir musuh namun meskipun telah berusaha keras tetap tidak                                                                                                                                                                   per halaman: 3 baris, aksara: Bali, cara
                                     sebagai keturunan dari wangsa Kapakisan serta dikukuhkan untuk berkuasa   berhasil. Semua sekutu yang membantu raja Karangasem turut kehilangan                                                                                                                                                               penulisan: digurat dari kiri ke kanan,
                                     di wilayah Selaparang. Harus diakui bahwa raja bisa dijadikan sebagai   arah. Sedangkan Raja bali hanya bergaya menekan musuh namun tidak                                                                                                   35.                                                               bahan: daun lontar, bahasa: Kawi,
                                     poros dan pilar dari kaum bangsawan sehingga diberi gelar bernama Madhe   ada perubahan yang terjadi. Di depannya ada bendera kuning yang diapit                                                                                                                                                              bentuk: geguritan, subjek: babad,
                                     Ngurah Hamlaraja. Penampilannya sangat berwibawa dan dianggap sebagai   payung bagaikan Naga Bhasuki. Raja langsung berteriak menyuruh rakyat                                                                                                                                                                 umur: 80 tahun.
                                     perwujudan dewa. Konon, ia memiliki saudara yang lebih muda bernama   ikut membantu dan  para bangsawan ikut berjaga-jaga. Kemudian bergerak                                                  BABAD REREG KARANGASEM VC/4/1571                                                                                Keterangan lain: pada lembar 1 recto
                                     Nyoman Karang serta Made Karang. Saat terjadi peperangan melawan   secara serempak seperti ribuan ular disertai suara teriakan saling menyahut                                                                                                                                                                pada bagian kiri terdapat penanggalan
                                     kerajaan Mataram banyak mayat bergelimpangan di sawah sehingga air   dengan bersemangat yang berkobar serta suara senapan yang amat kencang.                                                                                                                                                                  [7-1-1939]. Di bagian kanan terdapat
                                     memerah karena cucuran darah. Perang semakin ganas menyebab pasukan   Demikianlah penggambaran situasi saat terjadi perang pertumpahan darah                                                                                                                                                                  tulisan pensil berhuruf Latin “Rĕrĕg
                                     Bali lari ketakutan. Terdapat seorang punggawa bernama Maga, ia juga   tersebut.                                                                                                                                                                                                                              Karangasĕm, toeroenan dari lontar
                                     tak berdaya karena terluka parah. Semakin tak terkendali amarah dari                                                                                                                                                                                                                                          kepoenjaan Pedanda Gde Made
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Kekeran, dari geria Poenia. Sindoe
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   (Tjakranegara, moord), ditoeroen di
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   kirtya oleh I Kt. Kaler.”

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                   Pengarang/penyalin: I Ktoet Kaler.



















                 224                 KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA                                                                                                                                                                                                                      KHAZANAH MANUSKRIP SEJARAH KOLEKSI GEDONG KIRTYA         225
   230   231   232   233   234   235   236   237   238   239   240