Page 16 - BKSN 2021 (1)
P. 16

ia adalah orang yang, daripada memberikan nasihat, solusi, atau penyem-
            buhan, telah ikut memilih untuk merasakan penderitaan dan menyentuh
            luka-luka kita dengan tangan yang penuh kehangatan dan kelembutan.”
                    Dalam Injil Yohanes, Yesus menyebut diri-Nya sebagai sahabat
            bagi  para  murid-Nya.  Ketika  berbicara  tentang  perumpamaan  pokok
            anggur yang benar, Yesus menjelaskan bahwa sahabat sejati adalah dia
            yang mau mengorbankan diri demi sahabat-sahabatnya: “Tidak ada ka-
            sih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya
            untuk sahabat-sahabatnya” (Yoh. 15:13). Di sini, Yesus juga menegaskan
            bahwa dasar dari pengorbanan diri ini adalah kasih:  “Inilah perintah-Ku,
            yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu”
            (Yoh. 15:12).
                    Selain Injil Yohanes, Injil Lukas juga menampilkan sosok Yesus
            sebagai sahabat dalam kisah yang terkenal, yaitu perjalanan dua orang
            murid  ke  Emaus  (Luk.  24:13-35).  Penginjil  Lukas  menceritakan  suatu
            momen, di mana pada suatu sore setelah hari kebangkitan-Nya, Yesus
            yang bangkit menampakkan diri kepada dua orang murid yang sedang
            berjalan dari Yerusalem ke Emaus. Mata hati dan budi mereka tampak
            sedang dibutakan oleh ketakutan, kekhawatiran, dan penyesalan karena
            kematian Yesus. Kesedihan dan keputusasaan telah menghalangi mere-
            ka untuk bisa melihat Yesus yang bangkit, yang sedang bersama mere-
            ka. Akan tetapi, Yesus “mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama
            dengan mereka”. Ketika kedua murid itu duduk makan bersama Yesus,
            barulah mereka menyadari kehadiran-Nya yang selama dalam perjalan-
            an terus membuka mata mereka dan menyalakan api cinta kasih Allah
            dalam diri mereka. Di sini, Yesus hadir sebagai sahabat bagi kedua murid
            itu. Dia mendekati mereka yang tengah dilanda keputusasaan. Kehadir-
            an Yesus yang  bangkit akhirnya  juga  membangkitkan semangat  hidup
            mereka. Kisah ini seharusnya mampu membangkitkan kepercayaan kita
            bahwa Yesus yang bangkit selalu hadir di tengah-tengah kita. Kita adalah
            pengikut Kristus, dan Kristus pasti tidak akan meninggalkan kita. Keha-
            diran-Nya memang tidak tampak oleh mata jasmani kita, tetapi daya dan
            kuasa-Nya sangat terasa dalam diri kita jika kita mau menemukan-Nya.
                    Perjalanan kedua murid ke Emaus mirip dengan perjalanan hi-
            dup kita di dunia. Kita ibarat peziarah yang terus bergerak dalam perja-
            lanan waktu yang tidak akan terulang kembali. Dalam penziarahan hidup
            ini, seperti kedua murid tersebut, dari waktu ke waktu kita sering diha-
            dapkan pada situasi yang membuat kita sedih dan putus asa. Terkadang

            14    Gagasan Pendukung
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21