Page 58 - BKSN 2021 (1)
P. 58

sial, ekonomi, atau suku bangsa hendaknya tidak menjadi penghambat
            untuk melahirkan tindakan kasih, sebab semua orang dan kita sendiri
            adalah sesama bagi yang lain.
                    Menanggapi situasi aktual di atas, pertemuan ketiga BKSN 2021
            mengajak kita untuk mendalami, merenungkan, dan mencari pesan dari
            perikop Injil Lukas, yaitu perumpamaan tentang orang Samaria yang baik
            hati (Luk. 10:25-37). Perumpamaan ini sangat terkenal dan disukai oleh
            orang tua maupun muda. Telah terbukti bahwa perumpamaan ini men-
            jadi salah satu inspirasi khotbah dan renungan paling populer sepanjang
            tahun. Jika dicari dalam Google, akan ditemukan banyak renungan mau-
            pun tafsiran dalam berbagai versi tentang perumpamaan ini. Perumpa-
            maan tentang orang Samaria yang baik hati dapat berbicara tentang ba-
            haya orang yang mengagungkan kesucian ritual, tentang keamanan diri,
            atau tentang perawatan orang sakit. Namun, dalam konteks situasi kri-
            sis karena pandemi, perumpamaan ini sangat relevan karena mengajak
            orang berpikir bagaimana harus bersikap dan bertindak terhadap sesama
            yang menderita.
                    Perumpamaan  ini  menantang  kita  akan  banyak  hal,  misalnya
            pentingnya mentalitas inklusif dan menerima orang lain sebagai sesama
            kita, juga cara orang bereaksi secara positif terhadap sesama yang hampir
            mati karena penganiayaan atau penolakan dari masyarakat. Selain me-
            nyinggung fakta mengerikan tentang tindak kekerasan yang setiap hari
            dapat terjadi di depan mata kita, perumpamaan ini juga mengingatkan
            bahwa  banyak  orang  menderita  karena  sikap  tidak  peduli  atau  masa
            bodoh orang lain. Ini adalah salah satu bentuk kekejaman di dunia seka-
            rang ini. Menimbang situasi sekarang, di satu pihak, kita adalah korban
            yang menderita karena kekejaman Covid-19 dan korban dari orang yang
            tidak peduli atau masa bodoh dengan penderitaan kita; di lain pihak, kita
            juga bisa saja sedang berada dalam posisi tidak mau peduli dengan pen-
            deritaan orang lain, bahkan mereka yang tinggal dekat dengan kita.
                    Luk.  10:25-37  mencerminkan  salah  satu  gagasan  teologis  Injil
            Lukas, yaitu perhatian dan pelayanan terhadap mereka yang tersingkir,
            tertindas, dan tidak beruntung dalam masyarakat. Di awal tugas peng-
            utusan-Nya, Yesus  menekankan secara  khusus  bahwa  kabar  baik yang
            Ia sampaikan akan menjadi pesan harapan bagi semua orang (Luk. 2:32;
            bdk. 24:47). Dalam paradigma yang inklusif, mereka yang dipandang ren-
            dah atau bahkan tidak dipandang sama sekali akan menerima perhatian
            khusus dari Allah. Ini terlihat, misalnya, dalam sikap Yesus menentang

            56    Gagasan Pendukung
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63