Page 63 - BKSN 2021 (1)
P. 63
belajar Taurat umumnya akan duduk dan mendengarkan guru mereka.
Namun, meskipun menyebut Yesus “guru”, ahli Taurat ini tampaknya ti-
dak memosisikan diri sebagai murid yang ingin mendapat pengetahuan,
sebaliknya sebagai orang terpelajar yang ingin menantang Yesus berde-
bat. Ini ditunjukkan dengan pemakaian kata “mencobai”, tampak pula
dari isi pertanyaan yang diajukan. Intensi ahli Taurat untuk mencobai
Yesus tidak mengherankan. Dalam sejumlah kisah di Injil, sebagian be-
sar ahli Taurat yang muncul di sekitar Yesus memang bertujuan untuk
mengecek dan memonitor sejauh mana Yesus masih setia menjalankan
ketetapan dan hukum Taurat. Ahli Taurat dalam perikop ini hanya seka-
dar ingin tahu sejauh mana kemampuan Yesus mengenai Taurat atau,
yang lebih buruk, ia ingin menguji Yesus dengan harapan akhirnya dapat
mengatakan kepada-Nya, “Ajaran-Mu tidak sesuai dengan hukum Tau-
rat.”
Tema diskusi antara Yesus dan ahli Taurat ini adalah tentang
hidup kekal, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang
kekal?” (ay. 25; bdk. Luk. 18:18; Mat. 19:16). Tema ini sebenarnya sudah
menjadi tema umum yang kerap menjadi bahan diskusi atau debat di ka-
langan para rabi Yahudi pada zaman Yesus. Agak sulit untuk menafsirkan
apa yang dimaksud dengan istilah “hidup yang kekal” di sini. Sebagian
ahli Kitab Suci mengaitkan istilah ini dengan pandangan keselamatan.
Dari perspektif ini, pertanyaan itu lantas dapat dibahasakan dengan cara
lain, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh keselamatan?” Di
kalangan masyarakat Israel kuno, pada mulanya keselamatan dipahami
sebagai kondisi hidup yang tenang dan damai di tanah yang diberikan
Tuhan kepada mereka (Im. 18:5; Ul. 4:1, 40; 8:1; 16:20; 30:6, 16-20). Akan
tetapi, pada perkembangan selanjutnya, keselamatan juga mengacu pada
“kehidupan yang akan datang” (setelah kematian). Teks-teks seperti Da-
niel 12:2 dan sejumlah kitab apokaliptik Yahudi cukup menegaskan pan-
dangan tersebut. Lantas, apakah istilah “hidup yang kekal” di sini meng-
acu pada kehidupan sekarang atau di masa depan? Ada kemungkinan
dua-duanya, sebab keduanya mengacu pada satu hal, yaitu hidup (atau
keselamatan).
Yesus tidak menjawab pertanyaan tersebut. Sebaliknya, Dia jus-
tru bertanya balik, “Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang
kaubaca di sana?” (ay. 26). Ini adalah gaya seorang rabi ketika mengajar
muridnya. Rabi sering menjawab pertanyaan dengan pertanyaan balik.
“Apa yang kaubaca di sana?” adalah pertanyaan standar dalam sekolah
Pertemuan Ketiga 61