Page 68 - BKSN 2021 (1)
P. 68

karena  kamu  sendiri  telah  mengenal  keadaan  jiwa  orang  asing,  sebab
            kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir” (Kel. 23:9). “Apabila
            seorang asing tinggal padamu di negerimu, janganlah kamu menindas
            dia. Orang asing yang tinggal padamu harus sama bagimu seperti orang
            Israel  asli  dari  antaramu,  kasihilah  dia  seperti  dirimu  sendiri,  karena
            kamu juga orang asing dahulu di tanah Mesir; Akulah TUHAN, Allahmu”
            (Im. 19:33-34). Mengapa orang Israel harus bersikap baik terhadap orang
            asing? Sebab, mereka tahu bagaimana rasanya menjadi orang asing. Kare-
            na itu, mengasihi mereka adalah sebuah kewajiban. Adalah pelanggaran
            terhadap Allah dan diri sendiri  ketika  mereka  menganiaya,  menindas,
            dan menghakimi secara tidak adil terhadap orang asing. Memperlakukan
            orang asing sebagaimana memperlakukan diri sendiri adalah ungkapan
            kasih kepada mereka.
                    Akan  tetapi,  perintah  untuk  mengasihi  orang  asing  menjadi
            ambigu ketika diterapkan pada zaman Yesus, yaitu pada abad pertama
            Masehi. Penyebabnya, orang asing pada zaman itu cukup beragam, ter-
            masuk orang Romawi yang menjajah mereka dan kelompok lain – seperti
            orang Samaria – yang membenci dan dibenci oleh orang Yahudi. Fakta
            inilah yang kemudian memunculkan penafsiran yang berbeda-beda ten-
            tang bagaimana harus mengasihi orang asing. Itulah sebabnya, ahli Tau-
            rat dalam perikop ini nantinya bertanya, “Siapakah sesamaku manusia?”

            Siapakah sesamaku manusia?
                    Jawaban  yang  diberikan  oleh  ahli  Taurat  itu  kepada  Yesus
            sepenuhnya benar, sehingga Yesus berkata, “Jawabmu itu benar; perbuat-
            lah demikian, maka engkau akan hidup” (ay. 28). Jadi, atas pertanyaan
            ahli Taurat tentang bagaimana memperoleh hidup kekal, hukum Taurat
            mengajarkan, “Kasihilah Allahmu dengan segenap hatimu, jiwamu, akal
            budimu, dan kekuatanmu, dan kasihilah sesamu manusia seperti dirimu
            sendiri  dan  lakukanlah  itu  setiap  hari.”  Tanggapan  Yesus,  “Perbuatlah
            demikian, maka engkau akan hidup,” adalah sebuah kutipan dari Kitab
            Suci juga. Im. 18:5 mengatakan, “Sesungguhnya kamu harus berpegang
            pada ketetapan-Ku dan peraturan-Ku. Orang yang melakukannya, akan
            hidup karenanya; Akulah TUHAN.”
                    Pada titik inilah ahli Taurat itu merasa tidak nyaman, sebab Yesus
            tidak mengatakan kepadanya sesuatu yang baru. Semuanya sudah ter-
            tulis dalam Kitab Suci. Yesus hanya meminta agar orang itu memahami
            Kitab Suci, dan ia sudah memahaminya dengan baik. Tidak ada yang per-

            66    Gagasan Pendukung
   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72   73