Page 70 - BKSN 2021 (1)
P. 70
yang sekarat ini. Bagaimana reaksi ketiganya?
Seorang imam
“Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat
orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan” (ay. 31).
Tokoh pertama adalah seorang imam. Imam termasuk kelompok
elite dalam masyarakat Yahudi pada waktu itu. Sejumlah keluarga imam
yang kaya tinggal di Yerikho. Tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang
imam ini, hanya diceritakan bagaimana reaksinya terhadap orang yang
sekarat itu. Ia tidak memperlihatkan belas kasihan dan inisiatif untuk
menolong. Si imam tidak mau bersentuhan dengan orang itu dan ber-
usaha menghindar. Ia melihat dengan jelas penderitaan orang itu, tetapi
enggan untuk mengecek apakah yang bersangkutan masih hidup atau
sudah mati. Ia juga tidak bertanya apakah orang itu membutuhkan per-
tolongannya. Bagi imam ini, ketidakpedulian atau masa bodoh adalah
sebuah kebahagiaan.
Jika ada orang yang mengetahui dengan baik kasih Allah dalam
Taurat, pasti yang dimaksud adalah seorang imam. Dengan kualifikasi-
nya, seorang imam seharusnya adalah pribadi yang penuh belas kasihan
dan selalu bersedia untuk menolong sesama. Ironisnya, imam dalam per-
umpamaan ini sangat jauh dari yang seharusnya. “Kasih” tampaknya bu-
kan kosa kata yang penting baginya.
Mengapa imam itu menghindari orang yang hampir mati terse-
but? Banyak yang menafsirkan bahwa alasan imam itu adalah karena
hukum kemurnian. Imam harus bersih dari sesuatu yang menajiskan. Ia
enggan menyentuh orang yang dirampok itu karena sebentar lagi akan
menjadi mayat. Penafsiran lainnya, si imam tidak mau bersentuhan de-
ngan darah, sebab akan menajiskannya. Akan tetapi, menurut sejumlah
ahli Kitab Suci, alasan-alasan tersebut kurang mendasar dan agak mera-
gukan. Pertama, jika ia pulang (“turun”) dari Yerusalem, ini menunjuk-
kan bahwa ia telah menyelesaikan kewajibannya di Bait Allah di Yerusa-
lem. Karena itu, aturan yang berkaitan dengan ketahiran dan kenajisan
tidak relevan lagi. Hukum tersebut relevan jika berkaitan dengan tugas
pelayanan di Bait Allah. Kedua, dalam tradisi Yahudi, imam memiliki
kewajiban untuk menguburkan mayat yang telantar. Dalam kasus orang
yang dirampok ini, faktanya, orang itu belum sungguh-sungguh mati.
Jadi, intinya adalah imam itu tidak mau tahu dengan penderitaan orang
lain.
68 Gagasan Pendukung