Page 69 - BKSN 2021 (1)
P. 69
lu didiskusikan lagi. Jika orang ingin diselamatkan, ia harus menjalankan
hukum tersebut sepanjang waktu.
Merasa kurang puas dengan jawaban Yesus, ahli Taurat itu ke-
mudian bertanya, “Dan siapakah sesamaku manusia?” Yesus tidak men-
jawab dengan definisi yang tegas dan jelas. Sebaliknya, Dia menjawabnya
dengan menceritakan sebuah perumpamaan. Perumpamaan ini menun-
jukkan bagaimana jawaban harus muncul dari hati, alih-alih dari kepala.
Berdasarkan rumusan tradisional, jawaban atas pertanyaan “siapakah
sesamaku manusia?” seharusnya adalah “salah satu dari orang Yahudi”.
Namun, Yesus menceritakan perumpamaan supaya ahli Taurat itu mene-
mukan jawaban baru darinya.
Seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho
Yesus mengawali perumpamaan-Nya dengan berkata, “Adalah
seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penya-
mun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi
yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya
setengah mati” (ay. 30).
Orang yang berjalan dari Yerusalem ke Yerikho kemungkinan
besar adalah pedagang. Tidak dijelaskan apakah ia orang Yahudi atau bu-
kan. Dua kota penting disebutkan di sini. Yerusalem, yang berarti “kota
damai”, adalah pusat pemerintahan dan keagamaan orang Yahudi pada
waktu itu. Sementara itu, Yerikho memiliki nilai sejarah penting karena
kota ini adalah kota pertama Kanaan yang ditaklukkan oleh Yosua dan
bangsa Israel sebelum memasuki Tanah Terjanji (Yos. 6). Secara geogra-
fis, letak Yeriko lebih rendah daripada Yerusalem. Karena itu, kata kerja
“turun” dipakai di sini. Jalan yang membentang di antara kedua tempat
itu merupakan area favorit bagi para perampok untuk melancarkan aksi
mereka, yaitu merampas atau merampok orang yang berjalan sendirian.
Dalam perumpamaan ini diceritakan bahwa para perampok
mengambil semua yang dimiliki orang itu, termasuk juga pakaian yang
dikenakannya (“merampoknya habis-habisan”). Lebih tragis lagi, ia dipu-
kul dan ditinggalkan dalam keadaan sekarat. Dengan kata lain, tidak
lama lagi, orang ini pasti akan mati. Tidak peduli apakah orang ini Yahudi
atau bukan, yang jelas ia adalah manusia yang sedang berbaring sekarat
di tepi jalan, terluka parah dan membutuhkan pertolongan.
Dalam situasi itu, Yesus kemudian menceritakan ada tiga orang
dari ras dan status sosial yang berbeda, yang kebetulan melewati orang
Pertemuan Ketiga 67