Page 64 - BKSN 2021 (1)
P. 64
para rabi. Dengan mengarahkan ahli Taurat itu kepada (hukum) Taurat,
Yesus menunjukkan bahwa kunci untuk mewarisi kehidupan kekal (atau
memperoleh keselamatan) ditemukan dalam perintah Taurat.
Ahli Taurat itu menjawab, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan
segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuat-
anmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manu-
sia seperti dirimu sendiri” (ay. 27). Jawaban ahli Taurat ini mengacu pada
apa yang disebut Shema Yisrael (Ul. 6:4-5) dan hukum kekudusan (Im.
19:18). Dalam Injil Matius (Mat. 22:34-40) dan Markus (Mrk. 22:34-40),
kedua teks Perjanjian Lama tersebut menjadi jawaban atas pertanyaan,
“Hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?” Mari kita lihat
bersama apa maksud dari kedua hukum itu.
Shema Yisrael
Perintah “kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan de-
ngan segenap akal budimu” adalah bagian dari Shema Yisrael yang tertu-
lis dalam Ul. 6:4-9. Shema Yisrael (artinya: “Dengarlah, hai Israel”) meru-
pakan syahadat iman atau credo-nya bangsa Israel (atau Yahudi). Dalam
perikop yang sama, tercatat pula bagaimana orang Israel harus mengap-
likasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu
esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan se-
genap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Apa yang kuperintahkan
kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau
mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicara-
kannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam
perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. Ha-
ruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan
haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menulis-
kannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu.”
Bagian pertama Shema Yisrael adalah pernyataan iman paling
esensial dalam iman Yahudi, “TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”
Menyatakan keesaan Allah tidaklah cukup; bangsa Israel harus menga-
sihi Dia. Mengetahui secara intelektual sama sekali tidak menambah
kualitas iman. Orang harus memiliki relasi dengan Tuhan secara tepat
supaya imannya sungguh-sungguh berarti dan bernilai. Caranya, kasihi-
lah Tuhan dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatan. Dengan kata lain,
62 Gagasan Pendukung