Page 66 - BKSN 2021 (1)
P. 66
menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang
sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri; Akulah TUHAN.”
Tujuan utama hukum ini adalah agar semua orang Israel men-
jadi kudus. Ini terlihat dengan jelas dari perkataan Tuhan di awal koleksi
hukum ini, “Berbicaralah kepada segenap jemaah Israel dan katakan ke-
pada mereka: Kuduslah kamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, kudus” (Im.
19:2). Arti harfiah dari kata “kudus” (Ibrani: qadosh) adalah “terpisah”
atau “berbeda dari yang lain”. Dengan adanya hukum ini, Israel diharap-
kan menjadi bangsa yang berbeda dari bangsa lainnya, sebab mereka
mempraktikkan hidup moral dan sosial dalam relasi satu dengan yang
lain secara tepat, benar, dan bermartabat. Inilah tanda nyata bahwa me-
reka adalah umat Allah yang kudus.
Kata Ibrani yang diterjemahkan dengan “sesama” adalah re‘a.
Kata ini berarti “orang yang memiliki hubungan dengan”, dan ini meng-
acu pada sesama teman, rekan, dan saudara. Sementara itu, kata Yunani
untuk “sesama” adalah plesion, yang berarti “seorang yang dekat”. Dengan
demikian, istilah sesama mengacu pada orang yang dikenal dan memiliki
hubungan. Kalau begitu, siapa yang dimaksud dengan sesama dalam teks
Im. 19:18 ini?
Jika melihat konteks kumpulan hukum itu, kata “sesama” dalam
Im. 19:18 pertama-tama hanya mengacu pada sesama orang Israel. Ini pe-
rintah agar setiap orang Israel memperlakukan sesama orang Israel de-
ngan benar dan manusiawi. Akan tetapi, jika dilihat dalam konteks yang
lebih luas, dalam arti dihubungkan dengan hukum lainnya dalam kitab
yang sama, perintah untuk mengasihi sesama ini dapat dimengerti pula
sebagai perintah untuk mengasihi orang asing.
Lantas, apa artinya “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri”? Tidak sedikit yang menafsirkan teks ini dengan menambahkan
kata “mengasihi” dalam frasa “seperti dirimu sendiri”, sehingga berbunyi
“kasihilah sesamamu manusia seperti engkau mengasihi dirimu sendiri”.
Sering kali juga perspektif psikologis dipakai untuk menafsirkan teks ini,
sehingga muncul penafsiran bahwa sebelum mengasihi sesama manusia,
orang harus mengasihi dirinya sendiri. Tafsiran semacam ini, meskipun
tidak seratus persen salah, tidak sepenuhnya tepat jika melihat konteks
perintah tersebut.
Jika diperhatikan dalam teks Im. 19:15-18, setiap ayat selalu ber-
akhir dengan kata yang mengacu pada orang Israel, yaitu “orang sesa-
64 Gagasan Pendukung