Page 61 - BKSN 2021 (1)
P. 61
ahli Taurat. Dialog ini berlangsung setelah ketujuh puluh murid-Nya me-
nyelesaikan tugas pengutusan mereka (Luk. 10:17-20) dan Yesus mengu-
cap syukur atas keberhasilan tersebut (Luk. 10:21-24). Selain itu, kemun-
culan tokoh ahli Taurat dalam perikop ini juga tidak dapat dipisahkan dari
kata-kata Yesus dalam ucapan syukurnya, “Aku bersyukur kepada-Mu,
Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan
bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang
kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu” (Luk. 10:21). Dengan
mengisahkan dialog antara Yesus dan ahli Taurat, penginjil Lukas tam-
paknya ingin memperlihatkan bagaimana orang bijak dan pandai seperti
ahli Taurat ternyata masih belum mengetahui sepenuhnya tentang mis-
teri Kerajaan Allah.
Dialog antara Yesus dan ahli Taurat ini terkesan dilakukan se-
cara pribadi. Ahli Taurat tersebut mengajak Yesus yang masih dikelilingi
oleh para murid-Nya untuk berdiskusi tentang topik yang berkaitan
dengan Taurat. Di balik ajakan untuk berdiskusi ini, ia sebenarnya ingin
mengecek sekaligus menguji sejauh mana reputasi Yesus sebagai seorang
guru.
Luk. 10:25-31 dapat dibagi dalam dua bagian utama. Setiap bagian
diawali dengan sebuah pertanyaan. Bagian pertama merupakan jawaban
atas pertanyaan, “Apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup
yang kekal?” (ay. 25-28). Sementara itu, bagian kedua berhubungan de-
ngan pertanyaan, “Siapakah sesamaku manusia?” dan jawaban atas per-
tanyaan itu yang berupa perumpamaan (ay. 29-37). Jika tokoh di bagian
pertama hanyalah Yesus dan ahli Taurat, tokoh di bagian kedua meliputi
orang yang dirampok, staf Bait Allah (imam dan orang Lewi), dan orang
Samaria.
Bagian pertama perikop ini dapat dikategorikan sebagai penga-
jaran. Dalam diskusi ini, Yesus menggunakan cara yang umum disebut
sebagai metode atau teknik Sokratik. Dia menanggapi dua pertanyaan
dari ahli Taurat itu tidak dengan jawaban, tetapi dengan pertanyaan (Luk.
10:26, 36). Yesus hanya memberikan jawaban ketika menanggapi jawab-
an yang ditemukan oleh ahli Taurat itu sendiri (Luk. 10:28, 37). Dengan
demikian, Yesus mengajak ahli Taurat tesebut untuk berpartisipasi aktif
dalam menggali dan menemukan jawaban atas pertanyaannya sendiri.
Sementara itu, jawaban atas pertanyaan kedua, “Siapakah sesa-
maku manusia?” tidak berasal dari Kitab Suci, tetapi merupakan perum-
paman dari Yesus sendiri, yang sering dianggap sebagai inti perikop ini.
Pertemuan Ketiga 59

