Page 75 - BKSN 2021 (1)
P. 75
Selain itu, ia juga memberikan barang dan uangnya tanpa mengharapkan
balasan. Untuk dapat merawat orang itu, ia masuk ke tempat penginap-
an yang mungkin juga berbahaya bagi dirinya, terlebih karena ia orang
Samaria. Ketika ia melakukan perjanjian dengan pemilik penginapan soal
biaya perawatan orang itu, bukannya tidak mungkin ada risiko peme-
rasan atau penipuan dari si pemilik penginapan terhadapnya. Intinya,
orang Samaria ini mempertaruhkan banyak hal demi keselamatan orang
yang sama sekali tidak dikenalnya.
Pergilah, dan perbuatlah demikian!
Setelah selesai menceritakan perumpamaan tersebut, Yesus ber-
tanya balik kepada ahli Taurat itu, “Siapakah di antara ketiga orang ini,
menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke
tangan penyamun itu?” (ay. 36). Alih-alih mengulang kembali pertanyaan
ahli Taurat itu sebelumnya, “Siapakah sesamaku manusia?”, Yesus mena-
nyakan siapa yang bertindak sebagai sesama? Perubahan pertanyaan ini
mengindikasikan perubahan fokus dialog mereka. Bukan lagi tentang
sesama sebagai penerima kasih, tetapi tentang orang yang melakukan
kasih. Selain itu, terlihat jelas juga di sini bahwa apa yang terpenting
bukanlah mengidentifikasi siapa sesama, melainkan bagaimana harus
bertindak sebagai sesama bagi yang lain. Dari perumpamaan tersebut se-
benarnya sudah jelas siapa yang dimaksud dengan sesama. Sesama tidak
hanya terbatas pada orang dari satu bangsa saja, tetapi juga dari bangsa
lain. Meskipun identifikasi itu penting, bukan itu poin utamanya. Yang
utama adalah tindakan atau perbuatan kasih kepada orang lain, tanpa
memperhitungkan identitas orang yang dikasihi itu.
Atas pertanyaan Yesus, ahli Taurat itu menjawab, “Orang yang
telah menunjukkan belas kasihan kepadanya” (ay. 37a). Ahli Taurat ini
seharusnya dengan mudah menjawab, “Orang Samaria.” Akan tetapi, ia
menjawab dengan rumusan lain, “Orang yang telah menunjukkan belas
kasihan.” Meskipun jawaban itu benar, terkesan bahwa ia masih tetap su-
lit untuk menerima orang Samaria, yang notabene adalah musuh orang
Yahudi, menjadi orang yang baik atau pahlawan dalam perumpamaan
Yesus.
Yesus akhirnya menutup diskusi dengan ahli Taurat itu dengan
sebuah perintah, “Pergilah, dan perbuatlah demikian!” (ay. 37b). Dengan
perintah ini, ahli Taurat itu diminta secara tidak langsung untuk melaku-
kan apa yang diperintahkan Taurat dan sekaligus mengikuti apa yang
Pertemuan Ketiga 73