Page 76 - BKSN 2021 (1)
P. 76
diteladankan oleh orang Samaria dalam perumpamaan Yesus. Hanya
dengan melakukan tindakan kasih kepada sesama, hidup kekal (atau ke-
selamatan) dapat ditemukan dan diraih.
IV
Pesan dan Penerapan
Perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati adalah ja-
waban atas pertanyaan “siapakah sesama manusia”. Pertanyaan “siapakah
sesama manusia” adalah kelanjutan dari pertanyaan “bagaimana mem-
peroleh hidup kekal”. Jika pertanyaan dan jawaban itu dihubungkan, se-
dikit banyak dapat disimpulkan bahwa untuk memperoleh hidup kekal,
orang harus mengikuti sikap dan perbuatan orang Samaria dalam perum-
pamaan Yesus. Sikap dan perbuatan yang dimaksud tidak lain adalah ka-
sih terhadap mereka yang sangat membutuhkan pertolongan.
Yesus mengamini pandangan bahwa menaati hukum tertinggi
dalam Taurat, yaitu kasih kepada Allah dan sesama, merupakan jalan un-
tuk memperoleh hidup kekal. Akan tetapi, Dia juga menambahkan aspek
yang baru untuk memperoleh hidup kekal, yaitu memberikan apa yang
dimiliki untuk membantu dan menyelamatkan orang lain yang menderi-
ta. Orang Samaria dalam perumpamaan di atas merupakan contoh nyata.
Ia mencintai sesamanya, yaitu orang yang hampir mati karena dirampok,
meskipun itu berarti mempertaruhkan hidupnya dan secara ekonomis
biayanya cukup mahal. Orang Samaria yang ditampilkan Yesus bukan ob-
jek yang harus dikasihani (atau bahkan dicintai), tetapi sebaliknya adalah
pribadi yang harus diteladani.
Meskipun orang Samaria sering dipandang sebagai orang ter-
sisih secara religius dan musuh secara sosial dari pihak orang Yahudi, ia
tidak terlalu memedulikan pandangan stereotip itu ketika berhadapan
dengan orang yang membutuhkan pertolongan. Belas kasihan membuat
niatnya untuk selalu menolong sesama tidak kendur. Baginya, tidak ada
kriteria atau syarat tertentu mengenai orang yang harus ditolong. Ia tidak
terlalu memperhitungkan banyak hal, termasuk keselamatannya sendiri,
asalkan orang yang menderita itu selamat. Sesama baginya adalah orang
yang membutuhkan pertolongannya.
Di sisi lain, mentalitas imam dan orang Lewi dalam perum-
pamaan di atas sering kali masih hidup dalam keseharian banyak orang.
Tidak sedikit orang yang tidak mau peka dengan penderitaan orang lain.
74 Gagasan Pendukung