Page 53 - BKSN 2021 (1)
P. 53
orang di sekitar Yesus melihat mukjizat itu sebagai karya Bapa. Dengan
mukjizat ini, mereka juga percaya bahwa Yesus, sebagai Dia yang diutus
oleh Allah, mempunyai kuasa penuh atas kematian dan orang mati.
Kisah ini ditutup dengan dua perintah Yesus, “Bukalah kain-kain
itu dan biarkan ia pergi” (ay. 44b). Pada waktu dimakamkan, Lazarus ki-
ranya dibungkus dengan lilitan kain yang panjang. Lilitan ini dikerjakan
secara teliti, sehingga anggota badan dalam keadaan lurus, sementara ba-
gian kepala dililit sedemikian rupa, sehingga mulut tetap tertutup. Laki-
laki tidak boleh membungkus mayat perempuan, sedangkan perempuan
dapat membungkus mayat laki-laki maupun perempuan. Jadi, mayat
Lazarus kiranya dibungkus oleh dua saudarinya. Pembungkusan mayat
ini dikerjakan secara ketat dan hati-hati, sehingga tubuh yang dibungkus
– sekalipun dia orang hidup – akan sulit untuk berjalan. Jika Lazarus yang
baru saja hidup lagi dan tidak memiliki tenaga ternyata dapat berjalan,
ini membuktikan sekali lagi bahwa mukjizat tersebut sungguh luar biasa.
Perintah untuk membuka kain pembungkus Lazarus berarti perintah
untuk membebaskannya dari apa yang mengikat kematiannya supaya ia
dapat pergi dan hidup normal kembali.
Salah satu maksud Yesus membuat mukjizat ini adalah supaya
banyak orang percaya kepada-Nya. Maksud itu berhasil, “Banyak di an-
tara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksi-
kan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya” (ay. 45).
IV
Pesan dan Penerapan
Kisah tentang Lazarus yang dibangkitkan dalam Yoh. 11:1-45 ti-
dak hanya berbicara tentang kuasa Yesus yang mampu mengatasi kema-
tian manusia. Kisah ini juga berbicara tentang figur Yesus yang peduli dan
berbelas kasihan terhadap para sahabat dan keluarga yang mengasihi dan
dikasihi-Nya.
Keluarga Betania yang terdiri atas Lazarus, Marta, dan Maria
merupakan salah satu keluarga yang dikasihi Yesus. Injil menggambar-
kan relasi mereka yang dekat dan akrab. Setiap kali menjalankan tugas
pengutusan-Nya, entah mengajar atau menyembuhkan orang sakit di
wilayah Yerusalem dan Yudea, Yesus selalu menyempatkan diri untuk
singgah ke rumah keluarga ini. Kedekatan dan keakraban yang terjalin
itu membuat mereka merasa saling memiliki, bahkan terasa sebagai satu
Pertemuan Kedua 51