Page 49 - BKSN 2021 (1)
P. 49
Yesus kemudian meyakinkan Marta dengan berkata, “Saudaramu
akan bangkit” (ay. 23). Marta percaya bahwa Lazarus akan dibangkitkan,
tetapi bukan saat itu, melainkan di masa depan, persisnya pada akhir za-
man (ay. 24). Pada masa itu, berkembang keyakinan umum di kalangan
orang Yahudi bahwa orang mati akan dibangkitkan secara badaniah pada
akhir zaman. Kelompok Farisi bahkan menganggap bahwa orang-orang
yang menyangkal ajaran ini, khususnya kelompok Saduki, akan dikutuk
karena penyangkalan tersebut. Lantaran Marta salah paham, Yesus segera
mengatakan, “Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya ke-
pada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang
hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya”
(ay. 25-26a). Di sini, Yesus mengungkapkan identitas diri-Nya yang lain.
Dia bukan hanya pembuat mukjizat atau perantara Allah untuk menyem-
buhkan manusia. Lebih daripada itu, Dia adalah sumber kehidupan dan
kebangkitan. Percaya kepada-Nya merupakan jalan satu-satunya untuk
menuju kebangkitan dan kehidupan. Pewahyuan diri Yesus kepada Marta
menyatakan bahwa iman dalam Dia membawa kehidupan, baik sekarang
maupun pada masa yang akan datang (bdk. Yoh. 5:19-30). Orang-orang
yang percaya, sekalipun mereka mati secara fisik, akan hidup secara ro-
hani (ay. 25), dan mereka yang hidup secara rohani, tidak akan mati se-
cara rohani.
Marta memercayai pewahyuan diri Yesus dengan berkata, “Ya,
Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan
datang ke dalam dunia” (ay. 27). Dua gelar Yesus ditampilkan di sini, yaitu
Mesias (Kristus) dan Anak Allah. Para murid (Yoh. 1:41) dan perempuan
Samaria (Yoh. 4:25, 29) menyebut Yesus sebagai “Mesias/Kristus”, sedang-
kan Natanael (Yoh. 1:49) menyebut Yesus sebagai “Anak Allah”. Orang
banyak mengakui bahwa Yesus adalah Dia yang datang ke dunia (Yoh.
6:14). Intinya, Marta mengungkapkan iman yang penuh terhadap Yesus.
Iman bahwa Yesus adalah sumber kehidupan dan kebangkitan adalah
pesan pokok yang ingin disampaikan oleh penginjil Yohanes (bdk. Yoh.
20:31).
Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!
Setelah berdialog dengan Yesus, Marta memanggil Maria dan
berbisik kepadanya, “Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau” (ay. 28).
Maria yang sedang menerima para tamu yang datang ke rumahnya segera
bangkit dan menjumpai Yesus (ay. 29). Pada waktu itu, Yesus belum ma-
Pertemuan Kedua 47