Page 51 - BKSN 2021 (1)
P. 51

Dia sedang  tersentuh oleh  takdir  kematian  manusia yang  memilukan.
            Sering kali, kesedihan, kepedihan, penderitaan, atau situasi gelap lainnya
            di dunia ini memunculkan air mata.
                    Sementara itu, beberapa orang lainnya seolah-olah menantang
            kuasa Yesus untuk  mengadakan  mukjizat,  “Ia yang  memelekkan  mata
            orang  buta,  tidak  sanggupkah  Ia  bertindak,  sehingga  orang  ini  tidak
            mati?” (ay. 37). Di sini, mereka sedang menghubung-hubungkan peris-
            tiwa  kematian  Lazarus dengan perbuatan  mukjizat Yesus sebelumnya,
            yaitu menyembuhkan orang yang buta sejak lahir (Yoh. 9).

            Lazarus, marilah ke luar!
                    Yesus marah ketika orang-orang Yahudi itu tidak percaya kepa-
            da-Nya (ay. 38a). Untuk mengatasi ketidakpercayaan mereka, Ia kemudi-
            an pergi ke kubur Lazarus. Dalam kisah ini, kubur Lazarus digambarkan
            sebagai sebuah gua yang ditutup dengan batu (ay. 38b). Pada zaman Ye-
            sus, orang mati biasanya dikuburkan dalam gua. Sebuah batu (biasanya
            berbentuk cakram) diletakkan di depan kubur untuk menjaga jenazah
            agar  tidak  dimakan  atau  dikoyak-koyak  oleh  binatang  buas,  juga  agar
            barang-barang yang ditaruh bersama jenazah itu tidak diambil oleh pen-
            curi. Meskipun beberapa kuburan berbentuk vertikal, tubuh orang mati
            diletakkan secara horizontal. Tubuh itu akan dibiarkan membusuk se-
            lama satu tahun. Setelah itu, tulang-tulangnya akan ditempatkan di osu-
            arium (kotak tulang), kemudian akan dimasukkan ke dalam lubang atau
            slot di dinding.
                    Yesus memerintahkan supaya batu penutup kubur itu diangkat
            (ay. 39a). Namun, Marta keberatan dengan perintah itu. Alasannya, Laza-
            rus pasti sudah berbau karena sudah empat hari berada dalam kubur (ay.
            39b). Setelah satu tahun, barulah tubuh orang mati membusuk sepenuh-
            nya dan hanya tinggal tulang. Meskipun demikian, empat hari setelah ke-
            matiannya, pembusukan sudah berlangsung, terlebih jika saat itu bukan
            musim dingin. Selain itu, menurut catatan beberapa ahli, tradisi rabinik
            (guru-guru Yahudi) mengatakan bahwa jiwa akan meninggalkan tubuh
            setelah tiga hari. Jika gagasan itu benar, kebangkitan orang mati setelah
            empat hari dikuburkan pastilah sebuah mukjizat yang sangat luar biasa.
            Hanya Allah sendiri yang mampu melakukannya.
                    Menanggapi  keberatan  Marta,  Yesus  sekali  lagi  menegaskan
            pentingnya untuk percaya supaya dapat melihat kemuliaan Allah, “Bu-
            kankah  sudah  Kukatakan  kepadamu:  Jikalau  engkau  percaya  engkau

                                                       Pertemuan Kedua   49
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56