Page 46 - BKSN 2021 (1)
P. 46

Keputusan Yesus
                    Yesus akhirnya memutuskan untuk pergi ke Betania, di Yudea.
            Ia berkata, “Mari kita kembali lagi ke Yudea” (ay. 7). Jarak yang ditempuh
            untuk menuju ke Betania dari tempat Yesus berada sekitar 32 kilometer.
            Ini termasuk mendaki perbukitan, dari tempat yang terletak 300 meter
            di bawah permukaan laut menuju tempat yang berada di ketinggian 830
            meter di atas permukaan laut. Dengan berjalan kaki, perjalanan ke Beta-
            nia sangatlah melelahkan karena harus naik dan turun gunung.
                    Para murid agak menentang keputusan Yesus karena alasan ke-
            amanan, “Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari
            Engkau,  masih  maukah  Engkau  kembali  ke  sana?”  (ay.  8,  bdk.  8:59).
            Namun ancaman kekerasan tersebut tidak mengubah keputusan Yesus.
            Menanggapi keberatan dari pihak para murid, Yesus menjawab dengan
            perkataan yang  terkesan  penuh  simbol,  “Bukankah ada dua  belas  jam
            dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak ter-
            antuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan
            pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam di-
            rinya” (ay. 9-10). Apa maksud perkataan ini?
                    Yesus memperlihatkan bahwa perjalanan ke Betania (atau Yeru-
            salem) adalah momen yang sangat penting dan menentukan bagi-Nya.
            Dia menggambarkannya dengan ungkapan simbolis: Terang-gelap, siang-
            malam,  melihat-buta.  Sebelumnya, Yesus  telah  mengajar  mereka akan
            pentingnya berjalan dalam terang yang diberikan-Nya, yaitu terang dunia
            (Yoh. 9:4-5). Dengan menggunakan perhitungan jam orang Yahudi (dua
            belas jam untuk siang hari dan dua belas jam untuk malam hari), Dia
            mengatakan kepada para murid perlunya orang diarahkan oleh terang
            dunia, yaitu  Dia sendiri.  Para  murid diajak  untuk  bergabung dengan-
            Nya, sehingga tidak tersandung seperti “orang Yahudi” (bdk. Yoh. 8:12,
            24).  Di sini,  mereka sedang dipersiapkan untuk  menyambut peristiwa
            yang akan menimpa Yesus, sang Terang Dunia. Kiasan terang-gelap su-
            dah merupakan bahasa yang umum pada zaman Yesus. Dalam Gulungan
            Laut Mati, misalnya, dikatakan bahwa anak-anak dari kebenaran akan
            berjalan dalam terang, tetapi mereka yang diatur oleh kejahatan adalah
            orang yang berjalan dalam kegelapan (1QS 3.20-21).
                    Yesus kembali membuat pernyataan yang membingungkan para
            murid-Nya, “Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana
            untuk membangunkan dia dari tidurnya” (ay 11). Untuk kesekian kalinya,
            para murid menafsirkan perkataan Yesus secara harfiah, “Tuhan, jikalau

            44    Gagasan Pendukung
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51