Page 50 - BKSN 2021 (1)
P. 50

suk ke Betania (ay. 30). Orang-orang Yahudi yang bersama dengan Maria
            menyangka bahwa Maria pergi ke kubur untuk meratapi Lazarus (ay. 31).
            Karena itu, mereka mengikuti Maria untuk bergabung dengannya mera-
            tapi Lazarus di kubur. Perkiraan mereka ternyata keliru. Maria tidak pergi
            ke kubur, sebaliknya menjumpai Yesus. Sikap dan perbuatan orang Ya-
            hudi ini menunjukkan bahwa fokus mereka masih pada Lazarus, bukan
            kedatangan Yesus.
                    Ketika sampai di tempat Yesus, Maria tersungkur di depan ka-
            ki-Nya (ay. 32a). Sikap Maria ini mengungkapkan banyak arti. Ini bisa
            mengungkapkan  kesedihan  hatinya,  permohonan  Maria  agar  Tuhan
            menolong,  atau  hormat  kepada  Yesus  sebagai  guru.  Tersungkur  di  ta-
            nah juga merupakan ungkapan lahiriah doa atau ibadah kepada Allah.
            Dalam sejumlah kisah, Maria selalu digambarkan berada di “kaki Yesus”
            (Luk. 10:39; Yoh. 11:2, 32; 12:3). Selanjutnya, ia mengatakan persis seperti
            yang dikatakan Marta sebelumnya, “Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini,
            saudaraku pasti tidak mati” (ay. 32b).
                    Di depan Yesus,  Maria dan orang-orang Yahudi yang  bersama
            dengannya  menangis  (ay.  33).  Mengungkapkan  emosi  secara  terbuka,
            seperti menangis, umum dalam tradisi Yahudi. Turut ambil bagian dalam
            kesedihan dan penderitaan orang lain merupakan tindakan terpuji. Seba-
            liknya, para filsuf Yunani dan Romawi menekankan sikap tenang dan ti-
            dak terganggu dengan kematian. Dalam dunia Mediterania (sekitar Laut
            Tengah), tangisan perempuan terkadang diakui mampu menggerakkan
            laki-laki untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Yesus juga bereaksi
            ketika mendengar tangisan mereka. Dikatakan bahwa hati-Nya menjadi
            masygul (ay. 33). Yesus bersusah hati. Kesusahan hati Yesus ini bisa jadi
            disebabkan oleh kematian Lazarus, tetapi bisa jadi pula oleh sikap tidak
            percaya mereka kepada-Nya yang mampu membuat mukjizat (Bdk. Bil.
            14:11; Mrk. 4:40).
                    Yesus  meminta  agar  diantar  ke  kuburan  Lazarus  dengan  ber-
            tanya,  “Di  manakah dia  kamu  baringkan?”  (ay.  34a).  Menanggapi per-
            tanyaan tersebut, dengan rasa hormat yang tinggi (tampak dalam sapaan
            “Tuhan”), Maria dan orang-orang Yahudi itu mengundang-Nya, “Tuhan,
            marilah dan lihatlah!” Yesus tiba-tiba menangis (ay. 35). Mereka mema-
            hami tangisan Yesus ini sebagai ungkapan hati seseorang yang kehilang-
            an sahabat yang paling dicintainya. Karena itu, tidak mengherankan jika
            kemudian mereka berkata, “Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!” (ay.
            36). Namun, di sisi lain, tangisan Yesus tersebut dapat juga berarti bahwa

            48    Gagasan Pendukung
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55