Page 37 - SEMINAR PENDIDIKAN
P. 37

BAB III

                                              MEYAKINKAN PENDENGAR



                        A.   ALAT-ALAT PSIKOLOGIS UNTUK MEYAKINKAN PENDENGAR
                             Agar  Retorika  atau  uraian  yang  disampaikan  berkesan  dan  dapat

                        menghasilkan feedback yang positif seperti yang diingin-kan, pembicara harus bisa

                        memanfaatkan alat-alat psikolo-gis. Penulis buku Massa Psychologie dan Bicara
                        Kepada Massa, Suwito Kusumowidagdo dalam T.A. Lathief Rousydy (1989: 286-

                        290) menyebutkan alat-alat psikologis tersebut, yaitu:
                        1.   Docere

                             Yaitu mencrangkan dan membnktikan kebenaran apa yang dikemukakan dan
                        menunjukkan  kesalahan  pendapat-pendapat  lain  yang  berbeda.  Pembicara  harus

                        menunjukkan  bukti-bukti  dan  argumentasi  yang  menguatkan  pendapatnya.

                        Pembuktian itu bisa dari hal-hal yang sudah dikenal orang, lalu meningkat pada hal
                        yang belum dikenal, atau dari yang pasti meningkat kepada hal perlu diyakinkan

                        kepastiannya. Jadi, pembicara harus tahu apa yang telah dikenal oleh pcn-dengar
                        sebagai sesuatu yang pasti, dan hal itu dipakai sebagai pijakan.

                        2.   Permovere
                             Yaitu menggerakkan perasaan dan kemauan pendengar dengan jalan directe

                        pathetiek, yaitu pembicara menjelaskan kata hatinya dengan kekuatan perasaan dan

                        keyakinannya, serta dengan semangat yang menyala-nyala. Bisa juga dengan jalan
                        indierecte pathetiek, yaitu pembicara menggunakan kata-kata yang tegas dan kuat

                        untuk menggambarkan sesuatu dengan memanfaatkan khayalan pendengar. Kata-

                        kata itu juga diyakini dapat menyentuh hati, sehingga jiwa pendengar ber-gctar
                        serta  menimbulkan  perasaan  dan  kemauan  sesuai  dengan  kehendak  pembicara.

                        Dengan mengemukakan sebab dan akibat, serta persamaan-persamaan, pendengar
                        dipersiapkan untuk menerima apa yang diyakinkan oleh pembicara.

                             Ketika  menggunakan  directe  pathetiek,  pembicara  harus  mcngingat  pula
                        substansi  masalah,  situasi  dan  kondisi  serta  tingkatan  pengetahuan  pendengar.

                        Directe pathetiek biasanya didahului dengan indirecte pathetiek. Jadi mula-mula

                        dikemu-kakan bukti-bukti yang kuat dan tegas, kemudian dihubung-kan dengan
                        perasaan-perasaan yang sejenis atau yang berten-tangan dan terkait dengan bukti


                                                              33
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42