Page 21 - BUKU-KONTRUKSI-BAB-III
P. 21
tumpuan struktur dinding masing-masing terjadi gaya-gaya reaksi P.
Untuk menggambarkan lintasan alur gaya, beban merata p kita
sederhanakan sebagai 2 gaya resultan P. Maka, kini kita dapat
mengidealisasikan lintasan alur gaya dari masing masing gaya resultan P
sebagai poligon, yaitu alur yang harus ditempuh oleh masing-masing
gaya P sebagai aksi untuk menuju ke tumpuannya sebagai reaksi.
Lintasan alur gaya yang terjadi seperti terlihat pada gambar 3-20B.
Masing-masing alur gaya P untuk mencapai ke tumpuannya, harus
menempuh lintasan dengan 2 titik belok. Setelah lintasan alur gaya
dengan 2 titik beloknya kita tentukan, maka pada setiap titik belok kita
harus periksa agar memenuhi syarat keseimbangan titik kumpul gaya,
yaitu dengan menambahkan strat (batang tekan) ataupun pengikat (batang
tarik) sesuai kebutuhan, seperti yang terlihat pada gambar 3-20C.
Dengan terpenuhi keseimbangan pada setiap titik yang ada pada lintasan
alur gaya, maka secara keseluruhan kita kini mempunyai strut-and-tie
model untuk dinding tersebut.
Pada proses penelusuran alur gaya, kita dapat juga menemukan kasus di
mana alur gaya tidak dapat bergerak langsung dari aksi ke reaksinya,
tetapi alur gaya tersebut memerlukan perubahan arah, yaitu dari alur
tekan berbalik menjadi alur tarik atau sebaliknya. Kita menyebutnya
sebagai alur gaya yang U-Turn. Untuk jelasnya diambil contoh seperti
pada Gambar 3-21, yaitu bagian struktur daerah D yang mempunyai
beban terpusat F di mana titik tangkapnya eksentris. Akibat dari beban P
eksentris ini, maka pada perbatasan daerah D dan B, kita dapat
menggambarkan distribusi tegangannya linear sesuai hiphotesa Bernoulli.
Diagram p terdiri dari tegangan tekan dan tarik adalah tegangan yang
terjadi akibat beban terpusat P yang tidak sentris. Selanjutnya kita
mencari alur gaya yang paling baik untuk menyalurkan beban F terpusat
melalui daerah D ke daerah B, yang tegangannya linier.
53
BAB III - Perancangan Model Strat dan Pengikat 53