Page 36 - PPK Berbasis Budaya-final
P. 36
Relevansi Sejarah dalam Penguatan Pendidikan Karakter
memahami, mengerti, dan menyadari kejadian dan peristiwa
berupa pikiran, perkataan, dan perbuatan manusia pada masa
lampau yang sudah dicatat atau direkam dengan alat tertentu.
Ringkasnya, melek sejarah adalah keterjagaan dan kesadaran
akan sejarah, tidak lupa dan tidak kosong akan sejarah, yang
dimanfaatkan untuk bertindak pada masa kini dan masa depan.
Kalau kita mengatakan melek Sumpah Pemuda berarti kita terjaga,
paham, dan sadar akan keseluruhan isi Sumpah Pemuda beserta
hal-hal yang terkait dengannya. Tidak mengherankan, Bung
Karno pernah berseru: Jas Merah, Jangan Sekali-kali Melupakan
Sejarah!
Sementara itu, secara teknis-keilmuan istilah melek sejarah
semakin diakui penting perannya dalam bidang ilmu sejarah,
kebudayaan, dan peradaban, bahkan juga PPK. Secara teknis-
keilmuan, istilah melek sejarah ini dapat dipadankan dengan
istilah ‘historical literacy’ dalam khazanah bahasa Inggris sehingga
melek sejarah bersangkutan dengan literasi sejarah. Walaupun
literasi sejarah dimaknai berbeda oleh para ahli, perbedaannya
bersifat redaksional (berkenaan susunan pikiran dan kalimat
saja), bukan mendasar (bersangkutan dengan isi).
Selaras dengan makna konsep literasi sejarah, melek sejarah
dapat dimaknai sebagai kesanggupan, kecakapan dan atau
kemahiran seseorang yang ditopang oleh tradisi baca-tulis untuk
mencari, menelusuri, menemukan, memahami, menampung,
memilih, mengolah, mensintesis, dan menggunakan sejarah
(peristiwa dan kejadian masa lampau) secara cendekia, cermat,
santun, kritis, dan penuh tanggung jawab untuk berbagai macam
keperluan yang dapat dipertanggungjawabkan dan berguna bagi
kebaikan umum.
Seseorang yang melek sejarah memiliki dan menggunakan
35