Page 207 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 207

meskipun sudah ada beberapa perubahan. Masjid agung
                                    mulai dibangun 28 Jumadil Awal 1151 H atau 26 Mei 1748
                                    M pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin  I
                                    (1724-1758). Pada masa pemerintahan putranya yaitu Sultan
                                    Ahmad Najmuddin  (1758-1774)  syiar agama Islam  makin
                                    pesat. Pada waktu itu, berkembanglah  hasil-hasil  sastra
                                    keagamaan dari tokoh-tokoh, antara lain, Abdussamad al-
                                    Palimbani, Kemas Fakhruddin, Kemas Muhammad ibn Ahmad,
                                    Muhammad Muhyiddin ibn Syaikh Shibabuddin, Muhammad
                                    Ma’ruf ibn Abdullah, dan lainnya. Mengenai ulama terkenal
                                    Abdussamad bin Abdullah al-Jawi al-Palimbani (1704-1789),
                                    telah dibicarakan Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam
                                    Kontemporer secara lengkap tentang riwayatnya, ajaran serta
                                    kitab-kitabnya dan guru-guru sufi serta tarekatnya.


                                          Dalam perjalanan  sejarahnya, Kesultanan  Palembang
                                    sejak pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II mendapat
                                    serangan dari pasukan Hindia Belanda pada Juli 1819 atau
                                    yang dikenal  sebagai  Perang Menteng  (diambil  dari kata
                                                  Muntinghe).  Serangan  besar-besaran  oleh
                                                  pasukan Belanda pimpinan J.C.  Wolterboek
                                                  yang terjadi  pada Oktober  1819  juga
                                                  dapat dipukul  mundur  oleh  prajurit-prajurit
                                                  Kesultanan Palembang. Tetapi pihak Belanda
                                                  pada Juni 1821 mencoba lagi melakukan
                                                  penyerangan dengan banyak armada di bawah
                                                  pimpinan  panglima  Jenderal de Kock. Sultan
                                                  Mahmud Badaruddin II ditangkap kemudian
                                                  dibuang ke  Ternate.  Kesultanan Palembang
                                                  sejak 7 Oktober 1823 dihapuskan  dan
              Sumber :Harsja. Bachtiar, Peter B.R. Carey,   kekuasaan daerah Palembang berada langsung
              Onghokham. 2009. Raden Saleh: Anak
              Belanda, Mooi Indie dan Nasionalisme.   di bawah Pemerintah Hindia Belanda  dengan
              Jakarta: Komunitas Bambu.
              Gambar 3.18 Jenderal de Kock       penempatan Residen Jon Cornelis Reijnst yang
                                                 tidak diterima. Sultan Ahmad Najaruddin Prabu
                                                 Anom karena memberontak akhirnya ditangkap




             198 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212