Page 205 - SEJARAH WAJIB KELAS X_Neat
P. 205

karena itu, Sultan Sri Ingalogo  ditangkap dan diasingkan
                                    mula-mula ke Batavia dan akhirnya ke Pulau Banda. Sultan
                                    penggantinya  ialah  Pangeran Dipati  Cakraningrat  yang
                                    bergelar Sultan Kiai Gede. Dengan demikian, Sultan Ratu
                                    yang lebih  berhak disingkirkan  dan ia dengan  sejumlah
                                    pengikutnya pindah ke Muaratebo, membawa keris pusaka
                                    Sigenjei, keris lambang bagi Raja-Raja Jambi yang mempunyai
                                    hak atas kerajaan. Sejak itulah terus-menerus terjadi konflik
                                    yang memuncak dengan  pemberontakan  dan perlawanan
                                    Sultan  Thâhâ Sayf al-Dîn  yang dipusatkan  terutama di
                                    daerah Batanghari Hulu. Di daerah inilah pada pertempuran
                                    yang sengit, Sultan Thaha gugur pada 1 April 1904 dan ia
                                    dimakamkan di Muaratebo.


                                      e. Kerajaan Islam di Sumatra Selatan
                                          Sejak Kerajaan Sriwijaya mengalami  kelemahan
                                    bahkan runtuh sekitar abad ke-14, mulailah proses Islamisasi
                                    sehingga pada akhir abad ke-15 muncul komunitas Muslim
                                    di Palembang. Palembang pada akhir abad ke-16 sudah
                                    merupakan daerah kantong Islam terpenting  atau bahkan
                                    pusat Islam di bagian selatan “Pulau Emas”. Bukan saja
                                    karena reputasinya sebagai pusat perdagangan yang banyak
                                    dikunjungi  pedagang  Arab/Islam pada abad-abad  kejayaan
                                    Sriwijaya, tetapi juga  dibantu  oleh  kebesaran  Malaka yang
                                    tak  pernah melepaskan keterlibatannya dengan Palembang
                                    sebagai tanah asalnya.


                                          Palembang sekitar awal abad ke-16 sudah ada di bawah
                                    pengaruh  kekuasaan  Kerajaan Demak masa pemerintahan
                                    Pate  Rodim seperti diberitakan Tome Pires (1512-1515)
                                    bahkan pada waktu  itu penduduk Palembang berjumlah
                                    lebih kurang 10.000 orang. Tetapi banyak yang mati dalam
                                    serangan  membantu  Demak terhadap  Portugis  di Malaka.
                                    Mereka berdagang dengan Malaka dan Pahang dengan jung-
                                    jung sebanyak 10 atau 12 setiap tahunnya. Komoditas yang
                                    diperdagangkan  adalah  beras dan bahan makanan, katun,


             196 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK
   200   201   202   203   204   205   206   207   208   209   210