Page 54 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 54

44

              bagai  pemerintahan fonnal. Sedangkan kekuasaan sesungguhnya
              terletak pada pemerintahan fonnal.
                   Bagi  para  ulama  rasa  ketidak ouasan  ini  terlihat  dengan
              hilangnya  kekuasaan  mereka  yang  selama  ini  dianggap  se bagai
              pimpinan  ummat  atau  pimpinan  masyarakat.  tnama  dalam
              ·sistim  pemerintahan  adalah salah  satu  unsur dari tiga unsur pe-
              merintahan,  yaitu umur pimpinan adat, ulama dan cerdik  pan-
              dai  dan  ketiga  unsur  ini  dinamakan  juga  dengan  "tiga tungku
              sejarangan  ".  2 9  )
                   Di  samping  itu  dalam  sistem  demokrasi  kolonial  para  pa-
              mong praja muncul  sebagai suatu kelompok baru dalam masya-
              rakat  Jambi,  mereka  adalah  orang-orang  yang  telah  mendapat
              pendidikan  Belanda,  bekerja  sebagai  alat  Pemerintah Belanda,
              dengan  demikian  mereka adalah p~mbantu Pemerintah Belanda,
              Selain  dari  pada  itu  mereka  juga mempunyai gaya hidup yang
              berbeda dengan  pribumi lainnya, bahkan mereka juga memakai
              beberapa  lambang-lambang  kekuasaan  sebagai  elite  biFokrat.
              Di  samping itu mereka juga telah melaksanakan pola kehidupan
              kebelanda-belandaan,  serta  kurang  memperhatikan  dan  mem-
              praktekkan  hidup  keagamaan  dan  tidak  jarang  pula  mereka
              memandang  agama  sebagai alat  pembeda antara mereka dengan
              pribumi lainnya.  Golongan inilah yang  diartikan  Geertz dengan
                                       0
              kelompokpriyayi di  Jawa~  )  sedangkan ~istem pemerintahannya
              berorientasi  secara  vertikal,  karena  sistem  pemerintahannya
              lebih  bersifat  vertikal,  maka  mereka  mengabaikan  para  pim-
              pinan adat, ulama dan cerdik pandai yang ada di lingkungannya.
                   Karena  rasa  tidak  puas  dan  rasa  ketidakadilan  yang  me-
              nyelimuti  para  ulama  dan  pimpinan masyarakat  lainnya, maka
              timbullah sikap  anti pati atau  ketidakrelaan  mereka untuk me-
              nerima  segala  perubahan  yang  dilaksanakan  oleh  Pemerintah
              Kolonia! Belanda.
                   Walaupun  sikap  feodalistis  ini juga dalam  beberapa  bagian
              terdapat  di  daerah  Melayu  atau  Kalbu  yang  12,  karena  yang
              mem~rintah di daerah  ini  kebanyakan  para bangsawan keturun-
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59