Page 80 - SEJARAH SOSIAL JAMBI
P. 80
69
c) Integrasi sosial.
d) Inovasi, dan
e) Pra seleksi dan pra lokasi tenaga kerja. 5 )
Dengan demikian pendidikan diartikan sebagai sarana untuk
menyiapkan anak didik sebagai calon warga negara dan sebagai
manusia berkepribadian. Untuk itu pendidikan di samping men-
jadi tanggung jawab pemerintah, juga merupakan tanggung ja-
wab masyarakat secara keseluruhan. Maka tidak mengherankan
jika sejak zaman penjajahan maupun setelah kemerdekaan
sekolah-sekolah lalu tumbuh di kalangan masyarakat.
Dalam perkem bangan sejarah Indonesia, pendidikan for-
mal baru ditumbuhkan oleh Pemerintah Belanda disekitar abad
ke 20. Demikian pula halnya keadaan pendidikan di Jambi pada
tahun 1914-1 916 masih sangat sederhana sekali. Tingkat pen-
didikan yang ada baru Sekolah Menengah Pertama (Govern-
ment), dan Sekolah Dasar ( VervolkschoolJ, kesemuanya masih
dalam jumlah yang terbatas dan dikelola oleh Pemerintah Kolo-
nia! Belanda.
4 .3 Pendidikan Agama
Diakui pula bahwa hampir di setiap daerah pedesaan pendi-
dikan formal yang mula-mula tumbuh adalah pendidikan agama.
ha! ini mempunyai latar belakang sejarah yang berkaitan dengan
sikap dan pola pendidikan yang dikelola oleh penjajah Belanda
saat itu. Namun setelah kemerdekaan dicapai, maka kepenting-
an akan arti pendidikan umum dirasakan keperluannya sehingga
dengan demikian bermunculan pula sekolah-sekolah umum,
yang diawali dengan tumbuhnya pendidikan umum tingkat ba-
wah seperti Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar. kemudian ber-
kembang menjadi Sekolah Lanjutan Pertama dan Sekolah Lan-
jutan Atas.
Keadaan seperti ini dapat dilihat dari beberapa madrasah
yang pertama kali didirikan seperti: Rumah Kutab atau Madra-
sah Buluh Bambu yang terletak di Kampung Ulu Gedong, ber-