Page 57 - E-MODUL STUDI AGAMA KONTEMPORER
P. 57
mengunah orientasi politiknya secara lebih akomodatif. Melihat realita seperti itu,
41
umat islam diminta untuk bersikap adil dan bijak terhadap Soeharto yang telah
bersikap baik terhadap islam dan umatnya. Aktivis islampolitik bisa menampilkan
diri sebagai kelompok yang bisa diajak bekerja sama dengan kekuasaan, tanpa
harus tercerabut dari keislamannya dan terkooptasi oleh rezim. Hanya, harapan agar
umat muslim tidak terookptasi tampaknya bukan hal mudah sebab Soeharto dengan
kekuasaanya yang sangat kuat tetap menjaga otoritasnya dalam berpolitik dan
mengambil kebijakan birokrasi sehingga control dan aktivis ilsma politik tetap bisa
dilakukan dengan maksimal. Berdasarkan kenyataan diatas, aktivis islam politik
akhirnya bisa menerima konturksi Negara nasional yang pernah mereka tolak pada
tahun-tahun pembentukan Negara dan awal tahun 1950-an. Perdebatan antara
negara islam dan negara sekunder tidak lagi menjadi bagian terpenting dari
perbincangan umat islam yang bisa dogolongkan sebegai generasi baru dalam
politik Indonesia. Gerakan perjuangan kelompok muslim liberal progresif terus
bergulirndikalangan muda pasca tahun 1980-an. Sejak itu muncul kelompok-
kelompok studi dilingkungan muslim perkotaan. Kelompok mahasiswa yang aktif
dalam sudi dan pergerakan kemudian mendirikan pusat studi atau lembaga studi
dengan tema-tema yang mereka usung dari para pendahulunya. Seperti kelompok
Formasi yang pernah digagas Nircholis Masjid. Lembaga Kajian Islam dan Sosial
di Yogyakarta yang mengusung tema-tema yang dulu pernah digagas oleh Gus Dur.
Formasi dan LKis sedikit berbeda dalam aktivis dan keanggotaannya. Sebagian
besa anggota formasi adlah mahasiswa yang berafiliasi dengan organisasi
kemahasiswaan HMI, sementara LKis diisi oleh kalangan muda PMII.
42
b. Liberal-Radikal
kaum intelekltual Muslim liberal radikal adalah mereka yang
berpenadangan bahwa ketidakadilan yang terjadi selama ini disebabkan adalah
struktur sosial yang timpang, baik yang dianut oleh negara maupun individu.
Ketimpangan sosial yang terjadi antara kaya dan msikin sera perempuan dan laki-
41 Hefner ,1995;Barton, 1982
42 Zuly Qodir, Islam Liberal, hlm.129
29