Page 62 - MODUL 3
P. 62

4.  Perubahan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan
                 Kolonialisme dan  imperialisme merupakan dua  hal  yang  terjadi di bumi Indonesia dan sangat
             merugikan rakyat. Berikut beberapa dampak-dampaknya yang telah dilakukan beberapa negara yang
             pernah menjajah Indonesia.
             a.  Kependudukan Portugis
                     Portugis merupakan bangsa Eropa yang pertama kali menduduki Indonesia. Berikut disajikan
                 beberapa dampak yang ditimbulkan dari kedatangannya.
                 1)  Aspek politik
                     Pada awal Kedatangannya, bangsa Portugis diterima baik oleh masyarakat  Ternate. Pada
                     pelayaran pertama ke Maluku, bangsa Portugis hanya memiliki tujuan berdagang. Lambat
                     laun  terjadilah  hubungan  dagang  antara  bangsa  Portugis  dengan  orang-orang  Maluku
                     khususnya Ternate. Kedatangan Portugis disambut baik oleh masyarakat Ternate karena hal-
                     hal berikut.
                     a)  Portugis akan dijadikan langganan untuk membeli rempah-rempah.
                     b)  Portugis  akan  dijadikan  sekutu  Ternate  untuk  menghadapi  musuh-musuh  kerajaan
                         Ternate.
                     Pada tahun 1521, bangsa Portugis mendirikan Benteng Sao Paulo untuk melindungi Ternate
                     dari serangan musuh. Portugis juga mendapat hak monopoli perdagangan rempah-rempah
                     di  Maluku.  Tindakan  portugis  yang  sewenang-wenang  dan  memaksakan  hak  monopoli
                     perdagangan membuat rakyat makin tidak senang dengan bangsa Portugis. Hubungan antara
                     Ternate dan Portugis akhirnya berubah menjadi permusuhan setelah Portugis bertindak kasar
                     yaitu  membunuh  Sultan  Hairun  (Raja  Ternate) yang  akhirnya  membangkitkan  perlawanan
                     rakyat Ternate.
                 2)  Aspek budaya
                     Selama berada di Indonesia, Portugis hanya menjajah wilayah Maluku, dari tahun 1509–1595.
                     Selama itu, Portugis meninggalkan beberapa pengaruh kebudayaan mereka seperti balada-
                     balada keroncong romantis yang dinyanyikan dengan iringan gitar berasal dari kebudayaan
                     Portugis. Kosa kata Bahasa Indonesia juga ada yang berasal dari bahasa Portugis yaitu pesta,
                     sabun, bendera, meja, minggu, dan lain-lain. Hal ini mencerminkan peranan bahasa Portugis
                     di samping bahasa Melayu sebagai lingua franca di seluruh pelosok Nusantara sampai awal
                     abad XIX. Bahkan di Ambon masih banyak ditemukan nama-nama keluarga yang berasal dari
                     Portugis seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodriguez, da Silva, dan
                     lain-lain.
                 3)  Aspek sosial-ekonomi
                     Pengaruh besar dari orang-orang Portugis di Indonesia yaitu penanaman agama Katolik di
                     beberapa daerah timur di Indonesia. Di antara para petualang Portugis ada seorang Eropa yang
                     tugasnya memprakarsai suatu perubahan yang tetap di Indonesia Timur. Orang ini bernama
                     Francis Xavier (1506–1552) dan Santo Ignaius Loyola yang mendirikan orde Jesuit. Pada
                     tahun 1546–1547, Xavier bekerja di tengah-tengah orang Ambon, Ternate, dan Moro untuk
                     meletakkan dasar-dasar bagi suatu misi yang tetap di sana. Pada tahun 1560-an terdapat
                     sekitar 10.000 orang katolik di wilayah itu dan pada tahun 1590-an terdapat 50.000-an orang.
                     Orang-orang Dominik juga cukup sukses mengkristenkan Solor. Pada tahun 1590-an orang-
                     orang Portugis dan penduduk lokal yang beragama Kristen di sana diperkirakan mencapai
                     25.000 orang. Sedangkan dalam bidang ekonomi terjadi transaksi ekspor rempah-rempah
                     (cengkeh) dari Indonesia.
                 4) Aspek pendidikan
                     Prakteik pendidikan pada masa Portugis ini secara mendasar dikerjakan oleh organisasi misi
                     Katholik Roma. Baru pada tahun 1536, di bawah Antonio Galvano, penguasa Portugis di Maluku,
                     didirikan sekolah seminari yang menerima anak-anakpemuka pribumi. Selain pelajaran agama,
                     mereka juga diajari membaca, menulis, dan berhitung. Sekolah sejenis dibuka di Solor di mana
                     bahasa Latin juga diajarkan kepada murid-muridnya. Mereka yang berkeinginan melanjutkan
                     pendidikan dapat pergi ke Goa–India yang ketika itu merupakan pusat kekuatan Portugis di



             56                  Modul Ilmu Pengetahuan Sosial VIII SMP/MTs Semester Genap (Kurikulum 2013)
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67