Page 59 - MODUL 3
P. 59

(1)  Seinendan
                             Pada tanggal 29 April 1943, tepat pada hari ulang tahun Kaisar Jepang Hirohito,
                             diumumkan secara resmi pembentukan dua organisasi pemuda,  yaitu  Seinendan
                             dan Keibodan. Keanggotaan Seinendan terbuka bagi pemuda-pemuda Asia yang
                             berusia antara 15–25 tahun, yang kemudian diubah menjadi batasan usia 14–22 tahun,
                             karena  suatu  kebutuhan  yang  mendesak.  Tujuan  didirikannya  Seinendan  adalah
                             untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan
                             tanah airnya dengan menggunakan tangan dan kekuatannya sendiri. Tetapi, maksud
                             terselubung diadakannya pendidikan dan pelatihannya ini adalah guna mempersiapkan
                             pasukan cadangan untuk kepentingan Jepang di Perang Asia Timur Raya.
                         (2)  Keibodan
                             Keibodan merupakan barisan pembantu polisi Jepang dengan tugas-tugas kepolisian,
                             seperti penjagaan lalu lintas dan pengaman di desa-desa. Anggotanya ialah pemuda-
                             pemuda yang berusia antara 20–35 tahun, yang kemudian diubah menjadi antara
                             26–35 tahun. Guna kalangan etnis Tionghoa juga dibentuk semacam Keibodan, yang
                             disebut Kakyo Keibotai.
                         (3)  Heiho
                             Pada bulan April 1943 dikeluarkan pengumuman mengenai pembukaan kesempatan
                             kepada para pemuda Indonesia untuk menjadi pembantu prajurit Jepang (Heiho).
                             Pemuda yang ingin menjadi anggota Heiho harus memenuhi syarat-syarat kecakapan
                             umum, seperti berbadan sehat, berkelakuan baik, berumur antara 18–25 tahun, dan
                             berpendidikan serendah-rendahnya adalah Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar).
                         (4)  Pembela Tanah Air (PETA)
                             PETAdibentuk atas prakarsa Gatot Mangkupraja dan disahkan melalui Osamu Seirei
                             No. 44 tanggal 3 Oktober 1943. Berbeda dengan Heiho, PETAmengenal lima macam
                             tingkat kepangkatan, sebagai berikut.
                              (a)  Komandan Batalion (Daidanco), dipilih dari kalangan tokoh-tokoh masyarakat,
                                  seperti  pegawai  pemerintah,  pemimpin  agama,  pamong  praja,  politikus,  dan
                                  penegak hukum.
                              (b)  Komandan Kompi (Cudanco), dipilih dari kalangan  yang telah bekerja, tetapi
                                  belum mencapai pangkat yang tinggi, seperti guru sekolah dan juru tulis.
                              (c)  Komandan  Pleton  (Shodanco),  dipilih  dari  kalangan  pelajar-pelajar  sekolah
                                  lanjutan tingkat pertama atau sekolah lanjutan tingkat atas.
                              (d)  Komandan Regu (Budanco) dan Komandan Pasukan Sukarela (Giyuhei), dipilih
                                  dari kalangan pemuda dari tingkatan Sekolah Dasar.
                             Pada  perkembangannya,  ternyata  banyak  sekali  anggota  PETA  di  beberapa
                             Daidan (batalion) yang merasa kecewa terhadap pemerintah pendudukan Jepang.
                             Kekecewaan tersebut menimbulkan pemberontakan. Pemberontakan PETA di Blitar
                             pada tanggal 14 Februari 1945 yang dipimpin oleh Supriyadi dan Muradi.
                         (5)  Fujinkai
                             Selain pemuda, juga dilakukan pembentukan organisasi kaum wanita. Pada bulan
                             Agustus 1943, dibentuklah Fujinkai (Himpunan Wanita) yang usianya minimal adalah
                             15 tahun. Organisasi ini bertugas untuk mengerahkan tenaga perempuan turut serta
                             dalam memperkuat pertahanan dengan cara mengumpulkan dana wajib. Dana wajib
                             dapat berupa perhiasan, bahan makanan, hewan ternak, atau keperluan-keperluan
                             lainnya yang digunakan untuk perang.
                 2)  Sifat pendudukan Jepang dalam kebijakan sosial dan ekonomi
                     Adapun  dalam  rangka  “menjepangkan”  bangsa  Indonesia,  Jepang  melakukan  beberapa
                     peraturan. Pada Undang-Undang No. 4 ditetapkan hanya bendera Jepang, Hinomaru, yang
                     boleh  dipasang  pada  hari-hari  besar  dan  hanya  lagu  kebangsaan  Kimigayo  yang  boleh
                     diperdengarkan. Sejak tanggal 1 April 1942 ditetapkan harus menggunakan waktu (jam) Jepang.
                     Perbedaan waktu antara Tokyo dan Jawa adalah 90 menit. Kemudian mulai tanggal 29 April



                          Modul Ilmu Pengetahuan Sosial VIII SMP/MTs Semester Genap (Kurikulum 2013)      53
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64