Page 55 - MODUL 3
P. 55

dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak
                 mereka kembali kepada  ajaran Islam  yang sebenarnya  berdasarkan  Alquran  dan Hadis. Oleh
                 karena itu, beliau memberikan pengertian keagamaan di rumahnya di tengah kesibukannya sebagai
                 Khatib dan para pedagang. Tujuan organisasi Muhammadiyah adalah memajukan pendidikan dan
                 pengajaran berdasarkan agama Islam, mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara
                 hidup menurut agama Islam.
                     Supaya dapat mencapai tujuan tersebut, usaha yang dilakukan oleh Muhammadiyah sebagai
                 berikut.
                 1)  Mendirikan sekolah-sekolah yang berdasarkan agama Islam (dari TK sampai dengan perguruan
                     tinggi).
                 2)  Mendirikan poliklinik-poliklinik, rumah sakit, rumah yatim, dan masjid.
                 3)  Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
             g.  Taman Siswa
                     Taman  siswa  berdiri  pada  tanggal  3  Juli  1922,  pendirinya  adalah  Raden  Mas  Soewardi
                 Soeryaningrat atau yang biasa di kenal dengan Ki Hajar Dewantara. Awal pendirian Taman Siswa
                 di awali dengan ketidak pusa dengan pola pendidikan yang di lakukan oleh pemerintah kolonial,
                 karena  jarang  sekali  negara  kolonial  yang  memberikan  fasilitas  pendidikan  yang  baik  kepada
                 negara jajahannya. Karena seperti yang di katakana oleh ahli sosiolog Amerika “pengajaran akan
                 merupakan dinamit bagi sistem kasta yang di pertahankan dengan keras di dalam daerah jajahan”.
                 Sebab itu, maka di dirikanlah Taman Siswa.
                     Berdirinya Taman Siswa merupakan tantangan terhadap politik pengajaran kolonial dengan
                 mendirikan  pranata  tandingan.  Taman  Siswa  adalah  badan  perjuangan  kebudayaan  dan
                 pembangunan masyarakat yang menggunakan pendidikan dalam arti luas untuk mencapai cita-
                 citanya.  Bagi  Taman  Siswa,  pendidikan  bukanlah  tujuan  tetapi  media  untuk  mencapai  tujuan
                 perjuangan,  yaitu mewujudkan manusia Indonesia  yang merdeka lahir dan batinnya. Merdeka
                 lahiriah artinya tidak dijajah secara fisik, ekonomi, politik, dan sebagainya. Sedangkan merdeka
                 secara batiniah adalah mampu mengendalikan keadaan. Pendidikan Taman Siswa dilaksanakan
                 berdasar Sistem Among, yaitu suatu sistem pendidikan yang berjiwa kekeluargaan dan bersendikan
                 kodrat alam dan kemerdekaan. Pada sistem ini setiap pendidik harus meluangkan waktu sebanyak
                 24 jam setiap harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak didik sebagaimana orang tua
                 yang memberikan pelayanan kepada anaknya.
             h.  Gerakan wanita
                     Munculnya gerakan wanita di Indonesia, khususnya di Jawa dirintis oleh R.A. Kartini yang
                 kemudian dikenal sebagai pelopor pergerakan wanita Indonesia. R.A. Kartini bercita-cita untuk
                 mengangkat derajat kaum wanita Indonesia melalui pendidikan. Cita-citanya tersebut tertulis dalam
                 surat-suratnya yang kemudian berhasil dihimpun dalam sebuah buku yang diterjemahkan dalam
                 judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”. Cita-cita R.A. Kartini ini mempunyai persamaan dengan Raden
                 Dewi Sartika yang berjuang di Bandung.
                     Semasa  Pergerakan  Nasional,  maka  muncul  gerakan  wanita  yang  bergerak  di  bidang
                 pendidikan dan sosial budaya. Organisasi-organisasi yang ada, antara lain sebagai berikut.
                 1)  Putri Mardika di Batavia (1912) dengan tujuan membantu keuangan bagi wanita-wanita yang
                     akan melanjutkan sekolahnya. Tokohnya, antara lain R.A. Saburudin, R.K. Rukmini, dan R.A.
                     Sutinah Joyopranata.
                 2)  Kartinifounds, yang didirikan oleh suami istri T.Ch. van Deventer (1912) dengan membentuk
                     sekolah-sekolah  Kartini  bagi  kaum  wanita,  seperti  di  Semarang,  Batavia,  Malang,  dan
                     Madiun.
                 3)  Kerajinan Amal Setia, di Kota Gadang Sumatra Barat oleh Rohana Kudus (1914). Tujuannya
                     meningkatkan  derajat  kaum  wanita  dengan  cara  memberi  pelajaran  membaca,  menulis,
                     berhitung, mengatur rumah tangga, membuat kerajinan, dan cara pemasarannya.
                 4)  Aisyiah merupakan organisasi wanita Muhammadiyah yang didirikan oleh Ny. Hj. Siti Walidah
                     Ahmad  Dahlan  (1917).  Tujuannya  untuk  memajukan  pendidikan  dan  keagamaan  kaum
                     wanita.



                          Modul Ilmu Pengetahuan Sosial VIII SMP/MTs Semester Genap (Kurikulum 2013)      49
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60