Page 51 - MODUL 3
P. 51

2)  Pengaruh pers
                     Pers merupakan salah satu alat perjuangan dalam pergerakan nasional. Selama penjajahan
                     Belanda, peranan pers tidak dapat dilepaskan dari pergerakan nasional. Sejak abad ke-19,
                     perkembangan pers di Indonesia didukung oleh teknologi modern dan paham-paham baru
                     dari Eropa meskipun masih mendapatkan sensor ketat dari pemerintah kolonial Belanda. Bagi
                     organisasi pergerakan, media massa berperan bagi penyebaran gagasan dan asas perjuangan
                     organisasi kepada masyarakat. Selain itu, media massa pun sering dijadikan alat mengkritik
                     berbagai kebijakan pemerintah Hindia–Belanda. Surat kabar menjadi alat menyebarkan cita-cita
                     kemerdekaan. Perkembangan pers sebagai alat perjuangan makin hebat dan pesat. Contoh
                     surat kabar yang terbit pada masa pergerakan nasional, di antaranya sebagai berikut.
                     a)  Benih Merdeka pimpinan Mohammad Yunus dan O.K. Nazir.
                     b)  Oetoesan Indonesia pimpinan H.O.S. Tjokroaminoto.
                     c)  Soeara Oemoem pimpinan Tohir Cindarbumi.
                     d)  De Express pimpinan dr. Tjipto Mangunkusumo.
                     Di samping itu, ada beberapa surat kabar yang secara rutin memuat pemikiran-pemikiran Ir.
                     Soekarno  dan  Drs.  Mohammad  Hatta.  Surat  kabar  tersebut,  antara  lain  Pikiran  Rakyat,
                     Sarekat Indonesia Moeda, Daoelat Rakjat, dan Penjebar Semangat. Media-media tersebut
                     memuat pemikiran mereka yang berkaitan dengan penyebarluasan semangat persatuan dalam
                     mencapai Indonesia merdeka.
                     Pada  masa  pergerakan  nasional,  media  massa  yang  paling  berani  dan  radikal  dalam
                     penyampaiannya adalah Indonesia Merdeka (semula Hindia Poetra). Majalah yang diterbitkan
                     Perhimpunan Indonesia (PI) tersebut, terkenal dengan isinya yang memuat kritikan-kritikan
                     yang sangat tajam. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pemerintah Belanda melarang
                     penerbitan majalah tersebut karena menganggapnya berbahaya bagi pemerintah.
                 3)  Modernisme dan reformasi Islam
                     Perkembangan pendidikan di Indonesia juga banyak diwarnai oleh pendidikan yang dikelola
                     umat Islam. Ada tiga macam jenis pendidikan Islam di Indonesia, yaitu pendidikan di surau
                     atau  langgar,  pesantren,  dan  madrasah.  Meskipun  dasar  pendidikan  dan  pengajarannya
                     berlandaskan  ilmu  pengetahuan  agama  Islam,  mata  pelajaran  umum  lainnya  juga  mulai
                     disentuh.  Tokoh-tokoh  pergerakan  nasional  dan  pejuang  muslim  pun  bermunculan  dari
                     lingkungan  ini.  Banyak  dari  mereka  menjadi  penggerak  dan  tulang  punggung  perjuangan
                     kemerdekaan. Rakyat Indonesia yang mayoritas adalah kaum muslim ternyata merupakan salah
                     satu unsur penting untuk menumbuhkan semangat nasionalisme Indonesia. Para pemimpin
                     nasional yang bercorak Islam akan sangat mudah untuk memobilisasi kekuatan Islam dalam
                     membangun kekuatan bangsa.
             b.  Munculnya nasionalisme Indonesia
                     Munculnya nasionalisme atau paham kebangsaan Indonesia dilatarbelakangi oleh berbagai
                 faktor. Faktor-faktor tersebut, antara lain sebagai berikut.
                 1)  Perluasan pendidikan
                     Pemerintah Hindia–Belanda menerapkan kebijakan politik etis pada tahun 1901, yaitu irigasi,
                     emigrasi, dan edukasi/pendidikan. Pada pelaksanaannya banyak penyelewengan dalam politik
                     etis, seperti berikut.
                     a)  Irigasi hanya untuk kepentingan perkebunan Belanda.
                     b)  Emigrasi/transmigrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa ke luar Jawa guna dijadikan
                         buruh perkebunan dengan upah murah.
                     c)  Pendidikan tinggi hanya untuk orang Belanda dan sebagian anak pejabat.
                         Segi positif yang paling dirasakan bangsa Indonesia adalah pendidikan. Makin banyak
                         orang Indonesia berpendidikan modern akan memelopori gerakan pendidikan, sosial,
                         dan politik. Pengaruh pendidikan inilah yang melahirkan para tokoh pemimpin pergerakan
                         nasional Indonesia.
                 2)  Kegagalan perjuangan di berbagai daerah
                     Salah  satu  penyebab  kegagalan  perjuangan  tersebut  adalah  perlawanan  yang  bersifat
                     kedaerahan. Memasuki abad ke-20, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari yang


                          Modul Ilmu Pengetahuan Sosial VIII SMP/MTs Semester Genap (Kurikulum 2013)      45
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56