Page 53 - MODUL 3
P. 53
Tujuan Budi Utomo adalah memajukan pengajaran dan kebudayaan. Tujuan tersebut ingin
dicapai dengan usaha-usaha sebagai berikut.
1) Memajukan pengajaran.
2) Memajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan.
3) Memajukan teknik dan industri.
4) Menghidupkan kembali kebudayaan.
Dilihat dari tujuannya, Budi Utomo bukan merupakan organisasi politik melainkan merupakan
organisasi pelajar dengan pelajar STOVIA sebagai intinya. Sampai menjelang kongresnya yang
pertama di Yogyakarta telah berdiri tujuh cabang Budi Utomo, yakni di Batavia, Bogor, Bandung,
Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Guna mengonsolidasi diri (dengan dihadiri 7
cabangnya), Budi Utomo mengadakan kongres yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 3–5
Oktober 1908. Kongres memutuskan hal-hal sebagai berikut.
1) Budi Utomo tidak ikut dalam mengadakan kegiatan politik.
2) Kegiatan Budi Utomo, terutama ditujukan dibidang pendidikan dan kebudayaan.
3) Ruang gerak Budi Utomo terbatas di daerah Jawa dan Madura.
4) Memilih R.T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar sebagai ketua.
5) Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.
b. Sarekat Dagang Islam (SDI)
Tiga tahun setelah berdirinya Budi Utomo, yakni tahun 1911 berdirilah Sarekat Dagang Islam
(SDI) di Solo oleh H. Samanhudi, seorang pedagang batik dari Laweyan Solo. Organisasi Sarekat
Dagang Islam berdasar pada dua hal berikut.
1) Agama Islam.
2) Ekonomi, yakni untuk memperkuat diri dari pedagang Tionghoa yang berperan sebagai
leveransir (seperti kain putih, malam, dan sebagainya).
Atas prakarsa H.O.S. Cokroaminoto, nama Sarekat Dagang Islam kemudian diubah menjadi
Sarekat Islam (SI), dengan tujuan untuk memperluas anggota sehingga tidak hanya terbatas pada
pedagang saja. Berdasarkan Akta Notaris pada tanggal 10 September 1912, ditetapkan tujuan
Sarekat Islam sebagai berikut.
1) Memajukan perdagangan.
2) Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha (permodalan).
3) Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli.
4) Memajukan kehidupan agama Islam.
c. Indische Partij (IP)
Indische Partij (IP) didirikan di Bandung pada
tanggal 25 Desember 1912 oleh Tiga Serangkai,
yakni Douwes Dekker (Setyabudi Danudirjo), dr.
Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara). Organisasi ini mempunyai
cita-cita untuk menyatukan semua golongan yang
ada di Indonesia, baik golongan Indonesia asli
maupun golongan Indo, Tionghoa, Arab, dan
sebagainya. Mereka akan dipadukan dalam
kesatuan bangsa dengan membutuhkan semangat
nasionalisme Indonesia. Cita-cita Indische Partij Gambar Indische Partij.
banyak disebarluaskan melalui surat kabar De
Expres. Di samping itu, juga disusun program kerja sebagai berikut.
1) Meresapkan cita-cita nasional Hindia (Indonesia).
2) Memberantas kesombongan sosial dalam pergaulan, baik di bidang pemerintahan maupun
kemasyarakatan.
3) Memberantas usaha-usaha yang membangkitkan kebencian antara agama yang satu dengan
yang lain.
Modul Ilmu Pengetahuan Sosial VIII SMP/MTs Semester Genap (Kurikulum 2013) 47