Page 83 - Perilaku Konsumen - Mashur Razak
P. 83
AMBANG ABSOLUT
Tingkat terendah di mana seseorang dapat mengalami
sensasi disebut ambang absolut. Titik di mana seseorang dapat
mengetahui perbedaan antara “ada sesuatu” dan “tidak ada apa-apa”
merupakan ambang absolut orang itu terhadap stimulus tersebut.
Untuk menggambarkannya, jarak di mana seorang pengendara dapat
memandang sebuah benda pada suatu tempat merupakan ambang
absolut orang itu. Sebagai contoh dua orang yang berkendaraan
bersama-sama mungkin pertama-tama melihat billboard tersebut
pada waktu yang berbeda (yaitu pada jarak yang berbeda); dengan
demikian, mereka kelihatan mempunyai ambang absolut yang
berbeda.
AMBANG DIFERENSIAL
Perbedaan minimal yang dapat dirasakan antara dua macam
stimuli yang hampir serupa disebut ambang diferensial atau j.n.d.
(dari singkatan just noticeable difference = perbedaan yang mulai
bisa terlihat). Ilmuwan Jerman abad kesembilan belas yang bernama
Ernest Weber menemukan bahwa j.n.d. antara dua stimuli tidak
merupakan jumlah absolut, tetapi jumlah relatif atas intensitas
stimulus pertama. Hukum Weber, sebagaimana sudah dikenal,
menyatakan bahwa semakin besar stimulus pertama, semakin besar
intensitas tambahan yang dibutuhkan supaya stimulus kedua dapat
dirasakan perbedaannya.
Sebagai contoh : Harga awal sebuah sepeda motor adalah
Rp.15.000.000 (stimulus pertama). Jika dinaikkan menjadi
Rp.16.000.000 (stimulus kedua) atau terjadi kenaikan sebesar
Rp.1.000.000, maka mungkin reaksi kosumen tidak terlalu
signifikan. Tetapi kalau jumlah kenaikan Rp.1.000.000 tersebut
berlaku pada harga sebuah komputer PC yang harga awalnya
Rp.4.000.000 (stimulus pertama) menjadi Rp.5.000.000 (stimulus
kedua) akan berdampak sangat signifikan. Menurut hukum Weber,
tingkat stimulus tambahan yang sama dengan j.n.d. harus ditambah
bagi kebanyakan orang supaya dapat merasakan perbedaan antara
70 | Perilaku Konsumen