Page 163 - [210126] Laporan Akhir Riset Active Defense (Book View)
P. 163

Rekomendasi                                                                                      Rekomendasi




            “tidak untuk diartikan secara ekstrim,” melainkan untuk merujuk pada suatu kondisi dengan

            “dampak-dampak negatif” (negative outcomes). Di sini, argumennya menjadi moderat, dan
            menjadi mudah dibantah oleh Lewis. Balasnya, habit dengan dampak negatif tidak harus
            kebiasaan yang buruk. Hobi-hobi olah raga ekstrim (terjun payung, tinju, berburu, dst.)

            pun juga menyimpan potensi dampak negatif. Tapi tentu hobi-hobi ekstrim tersebut tidak
            disebut ‘penyakit’.

                  Sayangnya, di Indonesia perdebatan ini hampir sama sekali tidak terdengar. Tidak di
            BNN, tidak juga di universitas, apalagi di ruang publik. BNN bisa mengambil inisiatif untuk
            mulai  mempelajari  dan  mengadopsi  model  NLMA  ini  dengan  mengundang  langsung

            para pionirnya: Marc Lewis dari Kanada maupun Alison Ritter dari Australia. Harapannya,
            dengan mengarusutamakan model neurodevelopmental-learning ini, upaya untuk menekan

            angka kekambuhan bisa lebih berhasil.




 Gambar  27. Perubahan otak (pemangkasan sinaps, [synaptic pruning]) yang berdampak pada penipisan area abu-abu
 (grey matter) yang normal terjadi di seluruh anak sampai dewasa muda. 205  8.1.6. Desain Kebijakan Strategis yang

                         Evidence-Based dan Science-Backed
 Singkatnya,  pemangkasan  sinaps  dilakukan  untuk  mengefisiensikan  saraf-saraf

 seiring dengan tindakan dan prilaku kita yang semakin lama juga semakin berkembang/  Sudah  menjadi rahasia umum bahwa  birokrasi membunuh  inovasi kebijakan
 belajar  menjadi  lebih  efisien  (tidak  lari  sana-sini,  tidak  berpikir  seliar  anak  kecil,  dst.).   dengan tuntutan administrasinya yang eksesif. Terbitan-terbitan rujukan dunia seperti

 Bedanya, dalam pecandu, pemangkasan sinaps dan “efisiensi” tindakan dan prilaku ini   Forbes, Harvard Business Review, Industry Week, dsb., sudah berulang kali memperingatkan
 terjadi  karena  si  pecandu  sudah  terfiksasi  (melalui  “pembelajaran”  yang  bertubi-tubi)   seluruh  pemimpin  dunia untuk  mengimbangi, jika bukan  sama sekali mengeliminasi
 pada tindakan dan pikiran untuk mengonsumsi dan mengonsumsi dan mengonsumsi   birokrasi. 208  Bahkan, seorang antropolog Amerika yang mengkaji birokrasi moderen

 obat  saja. Dengan  kata lain,  intervensi  terhadap  adiksi  perlu  untuk  tidak  sembrono   menemukan  bahwa  para  birokrat  itu  diam-diam  menikmati  status quo  birokratisnya
 menyebut ini penyakit, melainkan melihat upaya-upaya untuk membalikkan (to reverse)   sekalipun  dikesehariannya  mereka mengeluhkan  keruwetan yang harus mereka jalani

 proses “pembelajaran adiktif” narkotika yang dialami para pecandu ini.
            sehari-hari. 209  Dilema ini adalah yang harus dipecahkan  oleh BNN apabila hendak
 Perkembangan  terkini,  kubu  BDMA  semakin  terpojokkan.  Dalam  debat  terbuka   membawa komitmennya  lebih  jauh  menuju  integrasi  sains dan  pembuktian  ilmiah  ke
 yang terkenal antara sang pionoir BDMA Nora Volkow dengan pionir NLMA Marc Lewis 206    dalam  siklus  proses  bisnis  kelembagaannya.  Karena  hanya  penelitian  saintifiklah  yang

 di Universiteit von Amsterdam (UvA),  istilah ‘penyakit’ sudah benar-benar tidak dapat   dapat menyelamatkan inovasi kebijakan  dari pusaran birokrasi. Urgensinya,  tanpa
 207
 dipertahankan  lagi.  Volkow  pun  akhirnya  mengakui  bahwa  kata  ‘penyakit’  sebenarnya   inovasi kebijakan, maka menghadapi kartel transnasional serapi dan sekuat Sam Gor dan




 205   Nitin Gogtay et al., “Dynamic mapping of human cortical development during childhood through early adulthood,” Proceedings of
 the National Academy of Sciences of the United States of America 101, no. 21 (2004): 8174–79; Penelitian ini sudah direplikasi berulang-ulang   208   Steve Dennig, “Why Bureaucracy Must Die,” Forbes, 7 November 2014, https://www.forbes.com/sites/stevedenning/2014/11/07/
 kali, beberapa di antaranya: Gregory Z. Tau dan Bradley S. Peterson, “Normal development of brain circuits,” Neuropsychopharmacology 35,   why-bureaucracy-must-die/?sh=f1885435f7ff; Ken Banta dan Jeff Karp, “Rescuing Scientific Innovation from Corporate Bureaucracy,” Harvard
 no. 1 (2010): 147–68, https://doi.org/10.1038/npp.2009.115; Sarah Jayne Blakemore, “Imaging brain development: The adolescent brain,”   Business Review, 15 Mei 2020, https://hbr.org/2020/05/rescuing-scientific-innovation-from-corporate-bureaucracy?ab=hero-subleft-1;  Josh
 NeuroImage 61, no. 2 (2012): 397–406.  Cable, “For Innovation to Flourish in Your Organization, ‘Bureaucracy Must Die,’” Industry Week, 25 Mei 2012, https://www.industryweek.com/
 206   Lewis, The Biology of Desire. Why Addiction Is Not A Disease; Marc Lewis, “Brain Change in Addiction as Learning, Not Disease,” New   the-economy/article/21957483/for-innovation-to-flourish-in-your-organization-bureaucracy-must-die;  “How  Bureaucracy  Kills  Creativity And
 England Journal of Medicine 379, no. 16 (2018): 1551–60, https://doi.org/10.1056/nejmra1602872.  Innovation At Big Companies,” Business Insider, 5 Januari 2015, https://www.businessinsider.com.au/how-bureaucracy-kills-creativity-and-in-
 207    “Volkow  Lewis  Debate  2018  -  YouTube,”  SA  Drug  Policy  Week,  2  Maret  2018,  https://www.youtube.com/watch?v=05PH-lY-  novation-at-big-companies-2015-1.
 ELs&ab_channel=SADrugPolicyWeek.  209   David Graeber, The Utopia of Rules: On Technology, Stupidity, and the Secret Joys of Bureaucracy (Melville House Books, 2015).


 148  Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   Laporan Akhir Desain Strategi Pertahanan Aktif (Active Defense)   149
                                                           Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
 Dalam Pencegahan Peredaran Gelap Narkotika
   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167   168