Page 124 - E-MODUL PRODI PIAUD PJOK
P. 124

sayuran  dan  buah-buahan.Dan  kebiasaan  minum  dua  liter  sehari.Tetapi  sebenarnya  disarankan
            untuk minum air putih empat liter sehari selama aktivitas berat seperti olahraga agar terhindar dari
            dehidrasi.Satu  hal  berguna  yang  harus  benar-benar  dipahami  dalam  hal  frekuensi  makan  adalah
            sarapan.Sebab menurut  penelitian, banyak dari  kita  yang tidak rutin  sarapan. Sedangkan sarapan
            benar-benar berdampak terhadap aktivitas kita di siang hari yang bertujuan menopang tubuh agar
            mempunyai energi yang cukup sebelum beraktivitas (Syafriani et al., 2021).

             F.  Gejala Cedera Olahraga
                 Gejala akut cedera olahraga yang biasanya terjadi adalah tanda respon inflamasi tubuh berupa
            tumor  (pembengkakan),  calor  (peningkatan  suhu),  rubor  (kemerahan),  dolor  (nyeri)  dan  functio
            leissa  (penurunan  fungsi).Rasa  sakit  terjadi  ketika  sejumlah  kecil  serat  otot  atau  tendon  mulai
            robek.Selain  nyeri,  terdapat  tanda  peradangan  seperti  pembengkakan,  kemerahan,  panas,  dan
            penurunan fungsi.Seiring perkembangan penyakit, gejala peradangan berangsur-angsur hilang.Jika
            tanda-tanda pertama peradangan parah, rasa sakit biasanya bertahan selama beberapa hari setelah
            dimulainya cedera. Gangguan fungsional berupa penurunan kekuatan dan mobilitas terbatas juga
            sering terjadi (Arovah, 2009; Cameron, 2021)
             1.  Histamine
                 Ketika  tubuh  mengalami  infeksi  atau  reaksi  alergi  yang  disebabkan  oleh  zat  kimia  yang
                 diimplementasikan oleh sel-sel darah putih itulah yang disebut dengan Histamine (Indonesia,
                 2020; Pd, 2020; Srikandi Waluyo dan dr. Budhi Marhaendra, MHA, 2014). Apabila histamine
                 diimplementasikan secara berlebihan, maka akan berdampak pada masalah kesehatan dan juga
                 mengganggu  beberapa  fungsi  organ  tubuh.Untuk  menjaga  tubuh  agar  tetap  selalu  fit,  sistem
                 kekebalan tubuh bereaksi dengan sel basofil dan sel mast melepaskan histamine serta bahan
                 kimia lainnya ke sistem jaringan. Histamin sebagai mediator inflamasi,  peran histamin yang
                 paling  utama  adalah  untuk  menumbuhkan  permeabilitas  arteri.  Bertumbuhnya  permeabilitas
                 arteri  akan  membuat  sel-sel  darah  putih  dan  juga  plasma  protein  dapat  keluar  di  tempat
                 terjadinya cedera sehingga infeksi tersebut. Efek dari histamin yaitu seperti gatal yang muncul
                 karena pengaruh histamin terhadap sistem saraf tepi di kulit.
             2.  Bradikynin
                   Bradikynin  sebagai  mediator  inflamasi  memiliki  peran  penting  dalam  melebarkan  arteri
                 (yang memiliki fungsi yang sama dengan histamin) dan merupakan senyawa utama penyebab
                 nyeri  pada  reaksi  inflamasi  (Dewayanti,  2011;  Oematan  et  al.,  2013;  Sargowo,  2015).
                 Bradykinin memiliki efek meningkatkan sensitivitas sel nosiseptor (sel saraf  yang menerima
                 rangsangan nyeri) sehingga ambang nyeri akan menurun.
             3.   Prostaglandin
                   Prostaglandin  merupakan  senyawa  yang  berfungsi  seperti  hormon  yang  dibuat  di  daerah
                 yang terdapat  cedera pada jaringan (berbeda dengan hormon pada umumnya  yang dibuat di
                 kelenjar)  (Asrina,  2019;  Miller,  2006).  Prostaglandin  diciptakan  ketika  asam  arakidonat
                 dilepaskan  dari  membran  plasma  selama  cedera  jaringan  dan  bereaksi  dengan  enzim  yang
                 disebut  siklooksigenase.  Pada  reaksi  peradangan,  prostaglandin  memiliki  efek  melebarkan
                 arteri dan meningkatkan permeabilitas arteri (mirip dengan efek histamin dan bradikinin), serta
                 menimbulkan  nyeri  pada  reaksi  peradangan  (Bahrudin,  2018;  Moskowitz,  1984;  Sa’diyah,
                 2018). Sel nosiseptor memiliki reseptor prostaglandin dan distimulasi sehingga menghasilkan
                 prostaglandin di area cedera jaringan.


              118                       E-modul  Pendidikan Jasmani Untuk Mahasiswa Piaud
   119   120   121   122   123   124   125   126   127   128   129