Page 120 - E-MODUL PRODI PIAUD PJOK
P. 120
melakukan pemanasan dalam waktu yang sesuai, tidak kurang dan tidak lebih, yaitu antara 5 dan 10
menit.
Pencegahan cedera olahraga melibatkan pemanasan, yang memiliki tujuan sebagai berikut:
untuk melenturkan otot, menggerakan sendi, dan jaringan utama yang akan digunakan; untuk
meningkatkan suhu tubuh terutama di dalam otot dan persendian dan untuk membuat atlet siap
secara fisik dan emosional untuk tugas mereka. Pencegahan cedera atlet juga bisa dilakukan dengan
tindakan pencegahan lainnya termasuk pengawasan lapangan dan pertandingan, perlindungan
penggunaan alat, konsekuensi terhadap pelatih, pencegahan melalui keterampilan pencegahan
melalui kebugaran, pencegahan melalui makanan, pencegahan melalui pemanasan, pencegahan
lingkungan passing, pencegahan perlengkapan passing, pencegahan pengaturan istirahat,
pencegahan melalui pakaian, dan pencegahan melalui latihan keterampilan. Ada dua kategori
penyebab cedera olahraga: faktor intrinsik dan ekstrinsik. Usia, kontrol neuromuskular, riwayat
cedera sebelumnya, dan kekuatan adalah karakteristik intrinsik yang berkontribusi terhadap cedera
olahraga. Peralatan olahraga dan permukaan tempat bermain adalah contoh faktor ekstrinsik yang
berkontribusi terhadap cedera olahraga (Yusni, 2019).
D. Klasifikasi Cedera Kepala
Cedera kepala adalah jenis cedera otak
yang disebabkan oleh kerusakan otak secara
tiba-tiba. Cedera ini merupakan akibat dari
kekuatan mekanis eksternal atau dampak fisik
eksternal, seperti jatuh, olahraga, serangan,
dan kecelakaan lalu lintas, yang dapat merusak
proses saraf, termasuk fungsi fisik, kognitif,
dan psikososial, baik secara permanen maupun
hanya sementara (Serly sani mahoklory, 2021). Sumber : sehatq.com
Cedera olahraga dapat digolongkan menjadi 3 yaitu, cedera langsung, cedera tidak langsung,
dan cedera akibat pengguna berlebihan.Cedera langsung adalah cedera yang disebabkan langsung
oleh sumber eksternal. Sedangkan cedera tidak langsung dapat terjadi dengan dua cara yang
berbeda, yaitu akibat gaya yang ditempatkan pada bagian tubuh lain atau akibat gaya yang
ditimbulkan oleh perbuatan sendiri.Cedera akibat penggunaan berlebihan disebabkan oleh tekanan
berulang pada tulang dan jaringan ikatnya, seperti persendian antara tulang dan otot, mengakibatkan
cedera ringan (Zulman et al., 2019). jika tidak ditangani dengan istirahat, dapat menyebabkan
masalah yang lebih serius seperti ketidaknyamanan dan kerusakan (Danang Prama Dhani, 2022).
Cedera olahraga cenderung terjadi terutama pada area persendian mirip pergelangan kaki, siku,
pergelangan tangan, lutut (Sharma et al., 2021). Klasifikasi trauma kepala, yaitu:
1. Luka kulit kepala, dimana kulit kepala diperiksa untuk melihat apakah ada perdarahan dari
tulang tengkorak yang retak atau luka.Tekanan langsung harus digunakan untuk mengeluarkan
darah; jika pendarahan tidak dapat segera dihentikan, akan terjadi syok.
2. Patah tulang tengkorak bisa sangat berbahaya jika terjadi di pangkal kepala, di mana
pendarahan mempengaruhi jalan napas. Ada hematoma di sekitar mata dan henti tulang
belakang cairan serebrospinal selama lima sampai enam hari dengan fraktur ini.
3. Komosio serebral (gegar otak), yang ditandai dengan hilangnya kesadaran secara singkat
(kurang dari 15 menit) dan kebingungan singkat. Selain itu, ada tanda dan gejala (Satria, 2019).
114 E-modul Pendidikan Jasmani Untuk Mahasiswa Piaud