Page 10 - 16. CHERIE DIS SANG RATU RENANG
P. 10
B. The Sad Day
Senin, hari pertama di setiap minggunya dimana aku harus bangun lebih
awal untuk memulai aktivitas pagi, berangkat ke sekolah lebih awal untuk
persiapan upacara bendera. Jalanan pun biasanya lebih crowded begitu pula
dengan jalanan menuju sekolahku. Tapi kurasa ada sesuatu yang tidak
mengenakkan di badanku. Ya, badanku terasa panas. Aku demam pikirku.
Seluruh badanku terasa lemah terutama kakiku terasa seperti tanpa tulang.
Sambil berbaring kuangkat kaki kananku, uhg…terasa berat. Ada apa ini? Ada
rasa takut mencengkram perasaanku. Ahhh…jangan…jangan…Segera
kutepis perasaan burukku. Semoga Alloh masih melindungiku, mohonku
dalam hati.
“Mama…Kupanggil mama sekencang-kencangnya supaya terdengar
jelas karena biasanya mama sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk kami
juga bekal untuk kami bertiga, termasuk ayah. Mama berpendapat membawa
bekal dari rumah lebih sehat dan lebih terjamin higienitasnya.
“Mama…Kuulangi lebih kencang lagi dengan harapan mama atau
abangku mendengar teriakanku. Kudengar ayah sedang memanaskan
mobilnya, jadi mungkin saja ayah tidak mendengar teriakanku.
Mama datang sambil mengernyitkan dahinya, “Ada apa? Kok belum
bangun?”
“Badanku demam
dan kakiku tidak bisa
digerakkan, Ma….”
Kataku sambil menahan
tangis dan berusaha
memeluk mama.
Mama berusaha
memeluk dan
menenangkanku dengan
suara lembutnya.
6