Page 14 - 16. CHERIE DIS SANG RATU RENANG
P. 14
“Sebentar ya, kita tunggu obatnya. Kalau sudah minum obat Insya Alloh
panas badan kamu akan turun dan kamu nggak akan lemes lagi. Nanti kalau
udah sembuh kamu mau makan apa?” Tanya mama dengan antusiasnya.
“Aku cuma pingin cepet sembuh, Ma supaya ga ketinggalan pelajaran di
sekolah.” Jawabku dengan tersenyum sambil menahan lemahnya badan dan
kakiku.
“Ya, Nak Insya Alloh kamu pasti cepat sembuh.” Kata mama sambil
memelukku dengan kehangatannya.
Selama perjalanan menuju rumah aku masih terduduk lemah dan sambil
memejamkan mata pikiranku melayang jauh. Mulai dari kekhawatiran
ketinggalan pelajaran menjelang PTS ini hingga sakitku yang menurutku
aneh, tidak seperti biasanya. Mungkin ini hanyalah perasaan dan
kekhawatiran yang berlebihan yang menurut mama tidak boleh seperti ini,
karena itu artinya kita termasuk orang yang pesimis. Mungkin benar pendapat
mama.
“Nanti kalau sudah sampai rumah makan bubur dulu seperti kata dokter,
lalu kamu minum obat dilanjut istirahat deh.” Mama berkata sambil memegang
tanganku seolah-olah hendak meyakinkan semua akan baik-baik saja.
“Ya, Ma. Terima kasih ya Ma.” Kataku memeluk erat mama.
Keberadaan mama di sampingku membuat perasaanku lebih nyaman.
Aku bersyukur mama bisa berada didekatku ketika aku sakit. Tak
10