Page 15 - 16. CHERIE DIS SANG RATU RENANG
P. 15

terbayangkan  jika  mama  adalah  seorang  karyawati  sebuah  perusahaan

                           seperti  mamanya  Dinda  yang  menurut  ceritanya  super  sibuk,  berangkat
                           setelah  Subuh  dan  lebih  sering  pulang  sudah  larut  malam.  Tetapi  Dinda
                           adalah anak yang mandiri, tidak seperti aku yang semua keperluanku selalu

                           sudah disiapkan mama. Mama selalu siap dengan segala keperluanku.
                               Tak berapa lama kami tiba di rumah. Mama memapah aku menuju kamar
                           dan  menyiapkan  segala  keperluanku  –  makanan  dan  obat.  Mama

                           menyuapiku,  meski  rasanya  hambar  tapi  mama  menyakinkan  kalau  makan
                           banyak  pasti  cepat  sembuh.  Sungguh,  sakit  itu tidak  enak.  Apalagi  jika aku

                           berpikir  enaknya  bisa  bermain  bersama  teman-teman  di  sekolah,  terutama
                           ada  Iweng  di  kelasku  yang  jahilnya  luar  biasa, aku  merasa  kangen  dengan
                           teman-teman dan suasana kelas.

                               “Kamu  istirahat  ya,  supaya  cepat  sembuh.”  Mama  berkata  sambil
                           mengelus-elus rambutku yang acak-acakan
                               “Anak  mama  sudah  berapa  hari  belum  sisiran?”  Kata  mama  sambil

                           tersenyum.  Mama  mengambil  sisir  dan  dengan  penuh  cinta  menyisiri
                           rambutku.
                               Sudah  lima  hari  aku  sakit  dan  tidak  ada  perubahan,  bahkan  kakiku

                           semakin  lunglai.  Mama  bilang  akan  membawaku  ke  dokter  Inneke  lagi  dan
                           cek lab.

                               “Ma, aku takut kalau harus cek lab.” Kataku sambil menahan tangis.
                               “Ga apa-apa, sayang semua akan baik-baik saja dan pasti dokter akan
                           memberikan obat yang sesuai dengan sakit kamu.” Kata mama menanggapi

                           kerisauan hatiku.
                               “Hari ini ayah juga sudah minta ijin ke kantor untuk ikut ke rumah sakit.”

                           Kata ayah yang tiba-tiba muncul dihadapan kami.




















                                                                                                   11
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20