Page 124 - B7_290121 BUKU PSIKOLOGI KEPRIBADIAN Rev
P. 124
Keempat, individu belajar cara untuk mengalihkan diri dari
pikiran-pikiran yang membuatnya tertekan. Individu tersebut belajar
bahwa berpikir negatif ini sekarang tidak dapat terelakkan.
Perenungan, khususnya ketika saat mengalami tekanan menjadi
lebih baik, membuat situasi menjadi lebih buruk. Individu dapat
belajar untuk mengkontrol bukan hanya apa yang dipikirkan tetapi
kapan hal individu tersebut pikirkan.
Kelima, individu belajar untuk mengenal dan bertanya
penyebab terjadinya tekanan sebagai tempat perintah begitu banyak
apa yang individu lakukan, contoh: “saya tidak dapat hidup tanpa
cinta, segala sesuatu yang saya lakukan tidak sempurna, saya
gagal”. Penjelasan-penjelasan diatas membuat individu mengalami
tekanan. Jika itu menjadi pilihan individu tersebut, membuat hidup
individu tersebut menjadi kelam, tetapi individu tersebut dapat
mengubah gaya penjelasannya dari pesimis menjadi optimis,
individu tersebut dapat juga memilih cara pemikiran yang baru
menjadi, “cinta itu berharga, sukses adalah melakukan yang
terbaik”.
Model atribusi
Saat mencoba untuk memahami dan mencari tahu
mengenai individu dalam learned helplessness, jawabannya dapat
menggunakan teori atribusi sebagai pemahaman dan mengenal
“mengapa seseorang berperilaku seperti itu”, juga dapat menjawab
pertanyaan “mengapa”. Teori atribusi mendeskripsikan mengenai
cara seseorang untuk menjelaskan penyebab perilakunya sendiri
ataupun perilaku orang lain.
Fritz Heider merupakan bapak teori atribusi. Heider
membahas yang disebut dengan psikologi “naif” atau “common
sense”, yaitu bahwa orang sering bertindak seolah ilmuwan amatir
dalam memahami perilaku seseorang, mencoba memyimpulkan
alasan atau penyebab perilakunya.
Penyebab perilaku menurut Heider terdapat dua pilihan
atribusi, yaitu atribusi internal dan atribusi eksternal.
1. Atribusi internal
Atribusi internal mempunyai kesimpulan bahwa seseorang
berperilaku dengan cara tertentu disebabkan sesuatu dari dalam
diri orang itu, seperti sikap, karakter, atau kepribadian
2. Atribusi eksternal
Atribusi ini mempunyai kesimpulan bahwa seseorang berperi-
laku dengan cara tertentu disebabkan oleh suatu situasi; dengan
asumsi bahwa hampir semua orang merespon situasi itu
dengan cara yang sama.
Perkembangan terkini Psikologi Kepribadian Halaman 9
112 Perkembangan terkini Psikologi Kepribadian Perkembangan terkini Psikologi Kepribadian 113